"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Sabtu, 22 Oktober 2016

Rasulullah saw, Buta Huruf Tapi Jenius

 Allah mentakdirkan Nabi pilihannya buta huruf adalah supaya menambah keyakinan bahwa al-Qur;an bukan jiplakan atau karangan manusia, coba saja Rasulullah pintar membaca pasti banyak yang mengatakan kalau Nabi Muhammad terinpirasi dari karangan ini itu untuk membuat al-Quran, padahal al-Quran itu Firman Allah bukan perkataan manusia. karena begitu saja masih saja ada yang membantah kebenaran al-Quran sebagai firman Tuhan. bukan hanya ada sangat banyak dan tak terhingga.

Karena beliau tidak mampu baca tulis, beliau mengangkat beberapa orang sahabat sebagai juri tulis. Rasulullah tidak dapat membaca, sehingga ketika Al Quran turun ia benar-benar dapat ditampilkan sebagai mukjizat. Mukjizat yang menunjukkan Muhammad benar-benar Nabi yang diutus Allah SWT. Dalam penalaran awam, tidak mungkin seorang yang buta huruf mampu menghasilkan karya tulis yang sangat indah. Pasti karya itu Sang Maha Pencipta.

Rasulullah seorang buta huruf, sebagian besar kami tidak peduli status itu. Namun jika pernyataan itu dicerna lebih dalam, muncul pertanyaan besar atau malah beban besar. Aku pasti malu jika menyatakan ayahku buta huruf,  bahkan aku rela berbohong untuk menyatakan ayahku tidak buta huruf. Namun sosok uswatun hasanah, diidolakan milyaran orang, ditunggu syafaatnya di Hari Akhir ternyata person yang buta huruf. Apakah kita harus malu? Apa yang harus kita jawab saat  seseorang menanyakan konfirmasi kepada kita ”Lho,nabimu buta huruf tho?” Apa jawaban kita? Atau perlukah kita menutupi status buta huruf tersebut?

Kita telaah kembali jejak-jejak sang idola. Kita cari ikon-ikon yang dapat kita jadikan pembelaan atau akan semakin menunjukkan bahwa sang uswatun hasanah memang bukan tokoh sembarang tokoh. Rasulullah SAW diberi usia sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT. Sebuah skala waktu yang relatif tidak jauh berbeda dengan manusia di era sekarang. Kita kenang kembali masa-masa usia Rasulullah dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.

Muhammad adalah anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan. Ibunda pun meninggal saat beliau balita. Beliau diasuh oleh kakek kemudian pamannya. Untuk membantu penghidupan paman, beliau menggembala kambing hingga berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah dagang hingga ke negara Syam. Kegiatan berdagang ini tetap ditekuni hingga waktu yang lama. Kita lihat anak-anak kita yang berusia 7 tahun, sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Merengek jika minta sesuatu. Sementara Muhammad sudah berjerih payah bekerja berdagang. Kalaupun di sekitar kita terdapat anak-anak yang sudah berdagang, Muhammad sudah berbeda level. Muhammad bukan pedagang asongan atau kaki lima. Muhammad adalah pedagang antar negara, jika dalam bahasa kita sekarang, Muhammad kanak-kanak sudah merintis karir sebagai eksportir/importir. Muhammad kanak-kanak bepergian keluar negeri untuk bekerja, berdagang, berwirausaha. Sementara kanak-kanak kita di luar negeri masih berarti sekedar hiburan, dolan-dolan.

Karir Muhammad sebagai importir/eksportir terus berkembang hingga di usia remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan. Dalam bahasa kita sekarang, Muhammad remaja telah menjadi direktur atau manajer perusahaan dagang. Kita tinjau sekarang, berapa banyak remaja kita telah berprestasi sebagai direktur atau manajer perusahaan?

Ketika Muhammad menikah di usia 25 tahun, beliau memberikan mas kawin 25 ekor unta betina muda. AA Gym memberikan ilustrasi jika setiap ekor unta berharga Rp. 25juta, maka mas kawin Muhammad senilai 0,5 milyar. Kita coba ilustrasi lain, jika unta dinilai sebagai alat transport maka seokor unta senilai sebuah mobil. Jika sebuah mobil berharga Rp. 100juta, maka mas kawin Muhammad senilai Rp.2,5milyar. Dan Muhammad pasti masih punya unta-unta lain atau mobil-mobil lain. Pada ummat beliau sekarang, berapa banyak seorang berusia 25 tahun dan memiliki properti bernilai milyaran?

Muhammad pun mencatat prestasi sebagai diplomat ulung. Beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad. Muhammad mampu mencegah peperangan antar suku, ketika beliau berusia 30-an. Kembali kita tengok sekitar kita, adakah diplomat muda berusia 30-an yang mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad. Mecegah peperangan dan menciptakan perdamaian.

Muhammad telah mencatatkan prestasi-prestasi cemerlang sebelum diangkat sebagai Rasulullah. Di usia kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara. Muhammad telah sukses sebagai manajer di usia remaja hingga diplomat. Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan memiliki keuletan tinggi. Lantas jika kembali datang sesorang meminta konfirmasi ”Lho, nabimu buta huruf tho?”. Kita menyatakan dengan bangga ”Muhammad boleh saja seorang ummi (buta huruf), tapi beliau adalah seorang super jenius”.

Selamat Ulang Tahun ya, Muhammad. Rindu kami padamu Ya Rasulullah.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive