"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Sabtu, 22 Oktober 2016

Darimanakah asal wali songo, penyebar islam ditanah jawa?

Memang banyak versi tentang masuknya Islam ke Nusantara. Sebagian sumber sejarah yang berasal dari kalangan orang Barat menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII M, dibawa oleh orang-orang Persia dan India. Ada pula yang menyatakan penyebar Islam berasal dari China, sebagaimana ditulis Wal Suparmo dalam Walisanga dari China? Namun, berbagai keterangan itu dibantah oleh para sejarawan dari kalangan Muslim. Mereka menganggap keterangan semacam itu sengaja disebarkan demi tujuan politis tertentu.

Seminar "Masuknya Islam ke Indonesia" yang diselenggarakan pada 17-20 Maret 1963 di Medan jelas membantah keterangan masuknya Islam dibawa dari Persia, India, atau China. Seminar yang dihadiri sejumlah ulama dan ahli sejarah ternama itu menyimpulkan bahwa Islam masuk untuk pertama kali ke Indonesia melalui pesisir Sumatera pada abad pertama Hijriah, langsung dari negeri Arab.

Keterangan seperti ini diperkuat oleh sejumlah besar ahli sejarah, dari kalangan Islam maupun para peneliti dari Barat. Antara lain, L.W.C. Van den Berg dalam bukunya, Le Hadramaut et les Colonies des Arabes dans l'Archipel Indien (1886). Dalam buku itu ia menyatakan, "Adapun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid dan Syarif. Dengan perantaraan mereka, agama Islam tersiar di antara raja-raja Hindu di Jawa dan daerah lainnya. Selain mereka, ada pula penyebar agama Islam dari suku Hadramaut, tetapi tidak meninggalkan pengaruh sebesar yang dilakukan para sayyid. Hal ini disebabkan karena kaum Sayyid dan Syarif, adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi Muhammad)."

Y.A.B. Wiselin dalam bukunya De Fransen in Indochina (1878) menerangkan bahwa di Koromandel, pernah berdiri sebuah kerajaan pertama kaum Alawiyyin dari Hadramaut. Kerajaan ini akhirnya hancur karena kalah dalam suatu peperangan, penduduknya berpencar ke Cochin China, Champa, Kuching (Borneo), Brunei dan kepulauan Filipina.

Sir Thomas Raffles, mantan Gubernur Inggris di pulau Jawa (1811) menerangkan dalam bukunya, History of Java, bahwa Maulana Malik Ibrahim yang dimakamkan di Liran dekat kota Gresik, seorang penyiar agama Islam terkenal, adalah keturunan Arab, dari Zainal Abidin bin Husain bin Ali.

Selain keterangan dari para penulis Barat itu, masih banyak lagi karya peneliti Muslim seperti Hamka, K.H. Saifuddin Zuhri, Prof. A. Hasymi dan tokoh-tokoh lain yang menegaskan bahwa para tokoh penyiar Islam pertama di Indonesia, termasuk sebagian besar Walisanga, merupakan keturunan Arab. Bahkan termasuk keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, dari garis keturunan cucu beliau, Al-Husain bin Ali.

Para penyebar agama Islam itu memang berasal dari Arab, namun mereka tidak langsung datang dari Timur Tengah menuju ke Indonesia. Dalam perjalanan, mereka sempat singgah dan menetap di beberapa tempat seperti India, Champa, Kampuchea, China bagian selatan, dan daerah-daerah lainnya. Di negeri-negeri itu adakalanya mereka menetap selama beberapa generasi dan membaur dengan penduduki asli. Maka ketika anak cucu mereka datang ke negeri-negeri lainnya, mungkin saja mereka tidak dikenal lagi sebagai orang-orang Arab, tetapi lebih dikenal sebagai warganegara asli dari negeri-negeri mereka yang baru.

Inilah sebabnya, sebagian ahli sejarah ada yang menyebutkan bahwa para penyiar Islam pertama, termasuk Walisanga yang dikenal dengan nama-nama Jawa seperti Sunan Ampel, Sunan Demak, dan lainnya berasal dari India atau Persia, bahkan ada yang menyebutnya berasal dari negeri China.
Views: 8079
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive