"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Selasa, 31 Januari 2017

Sekolah SDN Sindangmulya 02, Gedung Mewah Tapi Murid Belajar Lesehan (Ndeprok) Di Lantai





 Ada pemandangan aneh ketika anda memasuki sekolah disalah satu wilayah bekasi ini tepatnya di SDN sindangmulya 02 bagaimana tidak? Sebagaimana telah diberitakan pojokjabar.com, Jika mengunjungi SDN Sindangmulya 02, Kecamatan Cibarusah, yang terbesit di pikiran mungkin kesan mewahnya. Karena sekolah ini memilki bangunan baru yang bertingkat, seperti di sekolah di kota-kota besar.Namun jika sudah masuk ke dalam kelas, siapapun tidak akan menyangka kalau sekolah ini masih banyak kekurangan, khususnya mebeler.Setiap hari, ratusan murid sekolah ini terpaksa belajar di lantai alias deprok. Kondisi itu tidak sebanding dengan bangunan sekolah yang tampak mewah dan megah.Murid-murid di sekolah ini belajarnya di lantai karena belum ada meja dan kursi.Setelah ditelisik, mebeler di sekolah ini ternyata belum dipenuhi oleh pemerintah daerah.

Alhasil, murid-murid setiap hari belajar deprok.Di SDN Sindangmulya 02 ada enam ruangan dari gedung baru yang tidak memiliki mebeler, lima di antaranya untuk kelas IV A dan B juga klas V A, B, dan C. Sedangkan satu ruangan lagi rencananya digunakan untuk perpustakan dan taman bacaan sekolah.Pihak sekolah mengaku sudah dua kali pengajuan proposal permohonan mebeler ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi pada pertengahan dan akhir 2016. Namun hingga gedung selesai dibangun, permohonan itu tidak juga dikabulkan.Kepala SDN Sindangmulya 02 Cibarusah, En Marhumah, mengatakan sudah sekitar dua bulan murid kelas IV dan V belajar deprok. Pembangunan gedung diserahterimakan sejak awal Januari kemarin.“Memang belum lama murid-murid belajar deprok dari semester dua, karena meja dan bangkunya tidak ada,” kata Marhumah saat ditemui Radar Bekasi, Selasa (31/01/2017). SDN Sindangmulya 02 memiliki 603 murid. Sebelum memiliki gedung baru, sekolah ini menerapkan sistem belajar dua sif, namun kini menjadi satu sif.

“Tapi kita kumpulkan dan sepakati wali murid, karena tidak adanya mebeler mau tidak anaknya sekolah deprok, dan sepakat mau sambil menunggu permintaan mebeler diberikan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.
Murid-murid di sekolah ini belajarnya di lantai karena belum ada meja dan kursi. Murid-murid di sekolah ini belajarnya di lantai karena belum ada meja dan kursi, Kata Marhumah, banyak muridnya yang mengeluh lantaran belajar di lantai. Murid merasa tidak nyaman saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahkan terkadang, ada murid yang merasakan dingin karena belajar di lantai.“Kita sih sudah suruh untuk bawa meja belajar yang dilipet supaya tidak tengkurep kalau nulis, tapi kan tidak semua orang tua mau membelinya untuk dibawa ke sekolah, makanya alakadarnya saja,” katanya.

Selain persoalan mebeler, Marhamah juga menyayangkan pihak kontraktor yang mengerjakan gedung baru. Karena tidak semuanya diselesaikan, termasuk pemasangan konblok di depan gedung baru, seperti janji dari kontraktor sebelum pembangunan.“Termasuk kunci pintu juga sudah banyak yang mau rusak padahal baru dua bulan selesai dikerjakan,” katanya.“Dinas Pendidikan juga seharusnya secepatnya memberikan mebeler ke sekolah ini karena kasihan juga banyak anak yang deprok sekolahnya,” lanjutnya. (pojokjabar)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive