"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Jumat, 06 September 2013

Kisah Hikmah : Jujur Adalah Inti Islam

Oleh Syahruddin El-Fikri



Dalam sebuah riwayat dikisahkan, suatu hari, Rasulullah SAW kedatangan

seorang tamu yang ahli maksiat. Ia pernah berzina dan juga suka

minum-minuman keras.



Ia menyampaikan maksud kedatangannya untuk memeluk agama Islam. Rasul SAW

senang mendengarnya. Ia pun kemudian bersyahadat. "Asyhadu an La ilaha

Illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah."



Namun demikian, ia menyatakan dirinya belum bisa meninggalkan perbuatan

maksiat yang sering dilakukannya seperti berzina dan minum-minuman keras.



Rasul SAW tak langsung melarangnya. Beliau hanya tersenyum seraya meminta

satu hal kepada lelaki itu. "Apa itu ya Rasul?" tanya dia. Rasul SAW

menjawab: "Berkatalah jujur."



Mendengar hal itu, lelaki itu senang, karena menurutnya, agama Islam itu

mudah. "Kalau cuma jujur, saya sanggup wahai Rasulullah," jawabnya. Rasul

memujinya dan memintanya untuk selalu jujur dalam keadaan apa pun dan di

mana pun.



Setelah itu, lelaki tersebut kembali ke rumahnya. Ia bahagia sudah

memeluk Islam. Sampai di rumah, ia pun melihat sejumlah botol minuman

keras yang masih terisi.



Ia lalu mengambil botol tersebut dan lantas membuka tutupnya. Dalam hati

ia berkata, betapa mudahnya Islam itu, sebab dirinya yang sudah menjadi

Muslim, tidak diperintahkan untuk langsung mendirikan shalat. Bahkan, tak

melarangnya untuk menghentikan perbuatan maksiat yang menjadi

kegemarannya.



Namun, beberapa saat kemudian, lelaki itu tersadar. "Kalau nanti aku

ketemu Rasul dan beliau bertanya, apakah aku masih minum? Lalu aku jawab

tidak, berarti aku berbohong. Maka aku berdosa. Dan jika aku berkata

jujur aku masih meminumnya, maka aku juga berdosa karena Islam melarang

itu?"



Pergolakan batin ia alami, antara meneruskan meminum minuman keras atau

meninggalkannya. Ia mengambil keputusan untuk meninggalkannya. Ia tak

jadi meminumnya.



Beberapa hari kemudian, ia berjalan-jalan dan menjumpai seorang perempuan

yang cantik jelita. Lelaki itu pun mencoba merayu dan menggodanya.



Kata-kata indah yang diucapkannya, bagai setetes air penawar dahaga.

Rayuan gombal yang dilontarkannya, membuat sang perempuan tergoda. Ia pun

membawa perempuan itu ke rumahnya. Ia bermaksud untuk melakukan zina

dengannya.



Namun, belum sempat melakukan perbuatan itu, ia kembali mengalami

pergolakan batin. Ia membayangkan bila suatu saat nanti bertemu dengan

Rasul dan beliau menanyakan apakah dirinya berzina?



"Kalau aku jawab iya, maka hukuman rajam sebagai balasannya. Kalau

berkata tidak, maka aku berdusta dan tidak jujur kepada Rasulullah,"

batinnya. Akhirnya, ia tak jadi melakukan zina dan perempuan yang sudah

ada di depannya ia suruh pulang.



Lelaki itu segera menemui Rasulullah. Ia langsung meminta maaf dan

berkata: "Wahai Rasul, sungguh Islam itu luar biasa. Engkau tidak

memerintahkanku untuk shalat dan juga tidak melarangku untuk berbuat

maksiat. Engkau hanya minta satu kepadaku, jujur. Wahai Rasul, saya

memahami, sesungguhnya itulah inti Islam." Rasul pun tersenyum dan

mengajak lelaki itu untuk shalat dan bertaubat.



Dari kisah di atas, sedikitnya tiga hikmah yang bisa dipetik. Pertama,

hendaknya kita selalu berkata jujur, tidak berbohong dalam situasi apa

pun. Kedua, jujur akan membawa keselamatan dan keberkahan. Sebaliknya

bohong, akan membuat pelaku dihinggapi rasa bersalah dan ketidaknyamanan.



Ketiga, Islam adalah agama yang mengajak manusia pada kebaikan dengan

cara yang lembut, bijak, dan penuh kasih sayang. Wallahu a'lam.







Redaktur : Damanhuri Zuhri

Sabtu, 31 Agustus 2013, 05:17 WIB



Sumber REPUBLIKA.CO.ID



--

ttd.





M. Alie Marzen
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive