"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Jumat, 06 September 2013

Hikmah : Istri shalehah yang cerdas

Oleh: Moch Hisyam



Dalam riwayat Imam Muslim diceritakan, "Suatu hari anak Abu Thalhah dari

(ibu) Ummu Sulaim meninggal dunia. Lalu, Ummu Sulaim berkata kepada

keluarganya, 'Jangan kalian bercerita kepada Abu Thalhah perihal anaknya

itu. Biar aku sendiri yang akan menceritakan kepadanya."



Begitu Abu Thalhah datang dari suatu bepergian, Ummu Sulaim menghidangkan

santap makan malam kepadanya. Setelah Abu Thalhah makan dan minum dengan

puas, Ummu Sulaim pergi ke kamar untuk bersolek secantik mungkin. Abu

Thalhah pun mempergaulinya sebagaimana pasangan suami-istri.



Setelah melihat suaminya merasa kenyang dan terpuaskan, Ummu Sulaim

berkata penuh kelembutan, "Wahai Abu Thalhah, bagaimana menurutmu jika

ada satu kaum meminjamkan barangnya kepada suatu keluarga, misalnya,

kemudian mereka meminta kembali barang yang dipinjamkan tersebut, apakah

keluarga tersebut dibenarkan menolaknya?"



Abu Thalhah menjawab, "Tidak." Ummu Sulaim berkata, "Kalau begitu

tabahkanlah hatimu dengan kematian anakmu." Mendengar hal itu, karuan

saja Abu Thalhah menjadi marah, seraya berkata, "Kamu biarkan aku

menikmati pelayananmu sehingga aku terpuaskan dengan layananmu. Setelah

itu, baru kamu memberitahukan aku tentang anakku."



Keesokkan harinya, Abu Thalhah pun pergi menemui Rasulullah SAW dan

menceritakan apa yang telah terjadi. Mendengar apa yang diceritakan Abu

Thalhah, Rasulullah pun bersabda kepadanya, "Semoga Allah memberi berkah

kepadamu berdua di malam yang telah kalian lewati itu." Kemudian, Ummu

Sulaim pun hamil.



Demikianlah, gambaran akan kesalihan dan kecerdasan Ummu Sulaim sebagai

istri dari Abu Thalhah. Kesalihan dan kecerdasannya terlihat dari

beberapa hal.



Pertama, bagaimana kesabarannya dalam menghadapi kematian anaknya. Kedua,

bagaimana Ummu Sulaim lebih mementingkan keridhaan suaminya ketimbang

kesedihannya.



Ketiga, bagaimana kelembutannya dalam menyampaikan berita kematian

anaknya kepada suaminya. Dan, keempat, bagaimana ia berusaha tampil

memesona di depan suaminya untuk melanggengkan jalinan keluarga dan kasih

sayang di antara keduanya.



Dengan demikian, istri yang salihah lagi cerdas adalah istri yang selalu

taat kepada Allah dan Rasul-Nya, taat kepada suaminya selama tidak

bertentangan dengan perintah Allah SWT, menyenangkan suaminya ketika ia

dipandang olehnya, menjaga diri dan harta suaminya bila suaminya pergi,

dan berpikir, bertutur, serta bersikap cerdas.



Sebagai seorang Muslimah dan istri, kisah di atas harus menjadi renungan

dan keteladanan agar menjadi istri yang salihah lagi cerdas. Sebab, kisah

di atas mengandung teladan yang realistis bagi kaum Muslimah dan istri

yang salihah tentang kecerdasan yang tinggi dan akalnya yang cemerlang.



Ketika seorang Muslimah mampu menjadi istri salihah lagi cerdas ,akan

menjadikan dirinya mendapatkan keridhaan Allah SWT, Rasul-Nya, dan

keridhaan dari suaminya. Semua itu akan mengantarkannya meraih

kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta kelak dimasukkan ke surga.



Untuk itu, teladanilah kisah di atas dan pelajarilah terus bagaimana

menjadi istri yang salihah lagi cerdas. Berusahalah untuk

mempraktikkannya serta bermohonlah kepada Allah SWT agar diberi kemampuan

untuk menjadi istri yang salihah serta memiliki kecerdasan.





Redaktur : Damanhuri Zuhri



sumber REPUBLIKA.CO.ID.

Selasa, 03 September 2013,



--

ttd.





M. Alie Marzen
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive