Oleh: Moch Hisyam
Dalam riwayat Imam Muslim diceritakan, "Suatu hari anak Abu Thalhah dari
(ibu) Ummu Sulaim meninggal dunia. Lalu, Ummu Sulaim berkata kepada
keluarganya, 'Jangan kalian bercerita kepada Abu Thalhah perihal anaknya
itu. Biar aku sendiri yang akan menceritakan kepadanya."
Begitu Abu Thalhah datang dari suatu bepergian, Ummu Sulaim menghidangkan
santap makan malam kepadanya. Setelah Abu Thalhah makan dan minum dengan
puas, Ummu Sulaim pergi ke kamar untuk bersolek secantik mungkin. Abu
Thalhah pun mempergaulinya sebagaimana pasangan suami-istri.
Setelah melihat suaminya merasa kenyang dan terpuaskan, Ummu Sulaim
berkata penuh kelembutan, "Wahai Abu Thalhah, bagaimana menurutmu jika
ada satu kaum meminjamkan barangnya kepada suatu keluarga, misalnya,
kemudian mereka meminta kembali barang yang dipinjamkan tersebut, apakah
keluarga tersebut dibenarkan menolaknya?"
Abu Thalhah menjawab, "Tidak." Ummu Sulaim berkata, "Kalau begitu
tabahkanlah hatimu dengan kematian anakmu." Mendengar hal itu, karuan
saja Abu Thalhah menjadi marah, seraya berkata, "Kamu biarkan aku
menikmati pelayananmu sehingga aku terpuaskan dengan layananmu. Setelah
itu, baru kamu memberitahukan aku tentang anakku."
Keesokkan harinya, Abu Thalhah pun pergi menemui Rasulullah SAW dan
menceritakan apa yang telah terjadi. Mendengar apa yang diceritakan Abu
Thalhah, Rasulullah pun bersabda kepadanya, "Semoga Allah memberi berkah
kepadamu berdua di malam yang telah kalian lewati itu." Kemudian, Ummu
Sulaim pun hamil.
Demikianlah, gambaran akan kesalihan dan kecerdasan Ummu Sulaim sebagai
istri dari Abu Thalhah. Kesalihan dan kecerdasannya terlihat dari
beberapa hal.
Pertama, bagaimana kesabarannya dalam menghadapi kematian anaknya. Kedua,
bagaimana Ummu Sulaim lebih mementingkan keridhaan suaminya ketimbang
kesedihannya.
Ketiga, bagaimana kelembutannya dalam menyampaikan berita kematian
anaknya kepada suaminya. Dan, keempat, bagaimana ia berusaha tampil
memesona di depan suaminya untuk melanggengkan jalinan keluarga dan kasih
sayang di antara keduanya.
Dengan demikian, istri yang salihah lagi cerdas adalah istri yang selalu
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, taat kepada suaminya selama tidak
bertentangan dengan perintah Allah SWT, menyenangkan suaminya ketika ia
dipandang olehnya, menjaga diri dan harta suaminya bila suaminya pergi,
dan berpikir, bertutur, serta bersikap cerdas.
Sebagai seorang Muslimah dan istri, kisah di atas harus menjadi renungan
dan keteladanan agar menjadi istri yang salihah lagi cerdas. Sebab, kisah
di atas mengandung teladan yang realistis bagi kaum Muslimah dan istri
yang salihah tentang kecerdasan yang tinggi dan akalnya yang cemerlang.
Ketika seorang Muslimah mampu menjadi istri salihah lagi cerdas ,akan
menjadikan dirinya mendapatkan keridhaan Allah SWT, Rasul-Nya, dan
keridhaan dari suaminya. Semua itu akan mengantarkannya meraih
kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta kelak dimasukkan ke surga.
Untuk itu, teladanilah kisah di atas dan pelajarilah terus bagaimana
menjadi istri yang salihah lagi cerdas. Berusahalah untuk
mempraktikkannya serta bermohonlah kepada Allah SWT agar diberi kemampuan
untuk menjadi istri yang salihah serta memiliki kecerdasan.
Redaktur : Damanhuri Zuhri
sumber REPUBLIKA.CO.ID.
Selasa, 03 September 2013,
--
ttd.
M. Alie Marzen
Jumat, 06 September 2013
Arsip Situs
-
▼
2013
(123)
-
▼
September
(46)
- Nasehat tentang penyakit cinta dunia
- Nasehat tentang penyakit cinta dunia
- Kecerdasan Emosional
- Kecerdasan Emosional
- Berhasilkah Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia ?
- Berhasilkah Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia ?
- ANCAMAN KEPADA ALIRAN SOK SUCI DAN PEMVONIS NGAWUR !
- ANCAMAN KEPADA ALIRAN SOK SUCI DAN PEMVONIS NGAWUR !
- ANCAMAN KEPADA ALIRAN SOK SUCI DAN PEMVONIS NGAWUR !
- Tokoh Islam : Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra.
- Tokoh Islam : Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra.
- Tokoh Islam : Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra.
- Tokoh Islam : Ibnul Qoyyim Al Jauziyah
- Tokoh Islam : Ibnul Qoyyim Al Jauziyah
- Memaknai Musibah Dengan Kesabaran
- Memaknai Musibah Dengan Kesabaran
- Opini Sederhana : Mendingan Aku Jujur Gak Nipu Diri !
- Opini Sederhana : Mendingan Aku Jujur Gak Nipu Diri !
- Kisah Hikmah : Jujur Adalah Inti Islam
- Kisah Hikmah : Jujur Adalah Inti Islam
- Kisah dan Hikmah : Rencana Fir'aun Membuat Menara ...
- Kisah dan Hikmah : Rencana Fir'aun Membuat Menara ...
- Jangan Anggap Enteng
- Jangan Anggap Enteng
- Menanti Pemimpin Rabbani
- Menanti Pemimpin Rabbani
- Hikmah : Istri shalehah yang cerdas
- Hikmah : Istri shalehah yang cerdas
- Hikmah : Pentingnya sikap disiplin
- Hikmah : Pentingnya sikap disiplin
- Hikmah : Biar Saya yang Bayar
- Hikmah : Biar Saya yang Bayar
- Insya Allah Segalanya Ada Jalan
- Insya Allah Segalanya Ada Jalan
- Cara Mempersatukan Umat Islam Secara Sederhana
- Cara Mempersatukan Umat Islam Secara Sederhana
- 4 langkah menjadi seorang “Leader/Modelman Muslim”
- 4 langkah menjadi seorang “Leader/Modelman Muslim”
- PENDIDIKAN ISLAM : MASALAH KENAKALAN REMAJA DAN SE...
- PENDIDIKAN ISLAM : MASALAH KENAKALAN REMAJA DAN SE...
- Syair Islam : Dunia Anak Punah
- Syair Islam : Dunia Anak Punah
- Syair Islam : Dunia Anak Punah
- Syair Umum : Biarkan Ku Berjalan Sendiri
- Syair Umum : Biarkan Ku Berjalan Sendiri
- Syair Umum : Biarkan Ku Berjalan Sendiri
-
▼
September
(46)
0 komentar:
Posting Komentar