"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Jumat, 06 September 2013

Kisah dan Hikmah : Rencana Fir'aun Membuat Menara Langit

Oleh Afriza Hanifa

Istana Fir'aun terguncang hebat. Sang raja dikalahkan
begitu saja oleh pemuda belia bernama Musa. Tipu dayanya memanggil para
ahli sihir dari penjuru negeri Mesir berakhir kekalahan.

Alih-alih mengalahkan Musa, para penyihir malah tertunduk sujud menyembah
Tuhan Musa dan enggan lagi menuhankan Fir'aun.

Fir'aun geram bukan kepalang. Ia mengamuk di atas singgasananya. Para
menteri dan orang-orang disampingnya menjadi luapan kemarahannya.
Semuanya dicaci kemudian diusir dari istananya.

Fir'aun menyendiri sembari menenggak anggur. Namun kemarahannya tak
kunjung reda. Ia pun memanggil kembali semua menteri dan pejabat kerajaan
untuk menghadapnya segera.

Takut-takut, para pejabat memasuki istana. Melihat rajanya yang masih
emosional, makin takut hati mereka. Sebentar lagi, raja negeri Mesir ini
pasti meledak. Wajah sang raja tertekuk geram.

Ia seakan baru saja ditampar keras oleh Musa. Sang Nabiyullah membuktikan
ketuhanan Fir'aun palsu belaka. Ia sekedar manusia lemah yang berdusta
mengaku Tuhan.

Ketika semua pembesar telah berkumpul, Fir'aun tiba-tiba bertanya pada
perdana menterinya, "Hai Haman, Apakah aku ini seorang pendusta?" teriak
Fir'aun.

Hamman, pengikut setia Fir'aun pun langsung bertekuk lutut kemudian
meyahut, "Siapa yang berani menuduh baginda Fir'aun sebagai pembohong?!"
ujarnya membela.

Fir'aun pun berkata, "Bukankah Musa mengatakan bahwa ada Tuhan di Surga?"
ujar penguasa negeri piramida, geram."Musa telah berdusta!" ujar Hamman
segera. Ia tak ingn tuannya marah.

Namun Fir'aun tak puas dengan jawaban Hamman. Ia pun memalingkan wajahnya
dengan wajah masih merah padam. "Saya tahu Musa itu hanyalah tukang sihir
yang berdusta," ujar Fir'aun.

Fir'aun kembali memandang Hamman dengan ide tipu daya yang lain, "Wahai
pembesarku, akulah Tuhan kalian. Bersama Hamman, bagunlah untukku sebuah
menara yang menjulang tinggi supaya aku sampai higga pintu-pintu langit.
Aku ingin melihat Tuhan Musa, dan aku tahu bahwa Musa itu hanyalah
seorang pendusta," ujar Fir'aun.

Hati Fir'aun benar-benar tertutup. Ia terhalang menuju jalan yang lurus.
Pun para pembesarnya tak dapat menolak perintah sang raja. Hamman pun
segera memperintahkan para pembesar lain untuk memenuhi keinginan
Fir'aun. Namun itu hanyalah sifat munafik Hamman.

Ia sebenarnya tahu betul bahwa mustahil membangun menara seperti yang
diinginkan Fir'aun. Bahkan meski peradaban Mesir kala itu dipandang maju,
membangun menara hingga pintu langit merupakan perkara ajaib yang tak
mampu dilakukan. Kendati demikian, ia mengiyakan perintah Fir'aun agar
sang raja tak murka padanya.

Hingga kemudian, Hamman dengan kedudukannya meemberikan pengaruh bagi
keputusan raja. Ia dengan mulut manisnya berusaha memuja Fir'aun.

"Namun paduka, untuk pertama kalinya saya merasa keberatan. Kendati Anda
telah membangun menara menjulang, Anda tak akan pernah menemukan siapapun
di langit. Karena memang tidak ada Tuhan selain Anda," ujar Hamman.

Mendengarnya, Fir'aun langsung berbangga diri dan memuja diri sendiri
dengan ucapan Hamman. Fir'aun pun kemudian mendeklarasikan diri kembali
sebagai Tuhan. "Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu
selain aku," ujar Fir'aun.

Fir'aun pun kemudian menyebarkan rumor di tengah masyarakat. Setiap orang
yang berani melawannya dan menyembah selainnya, maka akan mendapat
hukuman mati. Fir'aun memperketat militernya. Ia menyebar semua aparat
untuk menjaga eksistensinya sebagai Tuhan.

Bani Israil pun dirundung teror Fir'aun tersebut. Apalagi Hamman
mengusulkan agar Fir'aun membunuh setiap pria dan menodai setiap wanita
diantara para pengikut Musa.

Semakin hari, Bani Israil tak kuat dengan siksaan Fir'aun. Mereka tak
lagi sabar dengan keimanan. Bukan Bani Israil jika tak melawan nabi
mereka.

Berbondong, mereka pun menemui Nabi Musa dan berkata, "Kami memang telah
menderita masalah sebelum Anda datang kepada kami. Namun kami juga tetap
menderita setelah Anda datang pada kami," keluh mereka.

Dengan sabar, Musa hanya menjawab, "Mudah-mudahan Allah membinasakan
musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-Nya, maka Allah akan melihat
bagaimana perbuatanmu,"jawab Nabiyullah.

Sebagaimana diketahui dalam kisah Nabi Musa, Allah di kemudian hari
menyelamatkan Bani Israil dan membinasakan Fir'un, Hamman dan semua bala
tentara mereka.

"Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami
perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu
mereka khawatirkan," surah Al Qashshash ayat 6.

Keterangan ayat menyebutkan bahwa yang dimaksud kekhawatiran Fir'aun dan
Hamman ialah kerajaan yang akan hancur oleh Bani Israil. Oleh karena
kekhawatiran tersebut, pemerintahan Fir'aun menyiksa Bani Israil. Namun
Allah selalu menyelamatkan hambaNya dan membela nabiNya.

Kisah Hamman tersebut dikisahkan dlam kitabullah dalam beberapa surat,
diantaranya dalam Surah Al Qashshash ayat 6 dan ayat 38, Surah Al Mu'min
ayat 36-37, serta Surah Al Ankabut ayat 38. Rujuklah kitab tafsir
"Qashshashul Anbiya" karya Ibnu Katsir untuk kisah lengkap perjalanan
hidup dan dakwah Nabiyullah Musa Alaihissalam.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Minggu, 01 September 2013

Sumber REPUBLIKA.CO.ID,


--
ttd.


M. Alie Marzen
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive