Umar bin Al-Khattab (Sahabat Rasululah yang Pemberani).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah, datanglah waktu kelahiran tokoh yang legendaris ini. Wajah Al-Khattab bin Nufail yang merupakan ayah dari Umar bin Al-Khattab,tampak cerah menerima ucapan selamat dari kaum kerabatnya dan terlihat begitu senang hatinya dengan kehadiran putra kecilnya tersebut. Kemudian ia menuju ke rumahnya untuk mengucapkan selamat kepada istrinya, Hantamah binti Hasyim serta dipilihnya Umar sebagai nama putra kecilnya yang baru lahir itu.
Yaitu untuk Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza. Nasab Umar bertemu dengan nasab Rasulullah pada jalur Ka’ab bin Luay.
Nama keluarga beliau adalah Abu Hafsh, yang berarti Bapaknya Singa sebagai lambing keberaniannya yang bagaikan auman dan terkaman raja rimba.
Sedangkan nama gelarnya adalah Al-Faruq, yang berarti orang yang dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Penulis akan langsung menceritakan bagaimana proses keislaman dari tokoh legendaris ini. Suatu malam, beliau keluar rumah hingga tiba di Masjidil Haram. Beliau menyibak kain penutup Ka’bah, dan beliau melihat Rasulullah sedang menunaikan shalat. Saat itu Rasulullah sedang membacakan salah satu firman Allah yang mulia, yaitu surat Al-Haqqah. Umar bin Al-Khattab pun menyimak bacaan Al-Qur’an itu dan ia merasa takjub terhadap susunan bahasanya. Ia berkata dalam hati, “Demi Allah, sudah pasti ini adalah ucapan seorang penyair yang biasa diucapkan oleh orang-orang Quraisy.” Lalu Rasulullah membacakan ayat:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 40
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 40
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ
dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 41
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 41
Mendengar bacaan tadi, Umar bin Al-Khattab pun berkata dalam hatinya, “Kalau begitu, ini pasti ucapan dari tukang tenung.” Lalu Rasulullah meneruskan bacaannya:
وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 42
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 42
تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 43
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 43
Beliau meneruskan bacaannya hingga akhir surat seperti yang diceritakan Umar sendiri, maka mulai saat itulah cahaya Islam mulai menyusup ke dalam hatinya yang dulunya keras terhadap Islam.
Inilah awal mula benih-benih Islam merasuk ke dalam hati Umar bin Al-Khattab dan hal ini juga karena berkat dari doa Rasulullah:
“Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan masuknya Umar bin Al-Khattab secara khusus” (HR. Ibnu Majah)
Maka Umar setelah itu datanglah ia ke rumah Arqam bin Abu Al-Arqam— yang tak lain adalah tempat di mana Rasulullah menyebarkan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi—untuk masuk Islam.
Membicarakan keutamaan Umar bin Al-Khattab merupakan dorongan dan motivasi besar bagi kita agar dapat meniru dan meneladaninya dalam segala hal aspek dunia dan akhirat. Allah menganugerahkan kepada Umar bin Al-Khattab banyak keutamaan dan kelebihan yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang lain. Berikut ini beberapa contoh tentang keutamaan Umar bin Al-Khattab:
- 1. Telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih bahwa Umar bin Al-Khattab termasuk penghuni surga.
Sungguh hal ini merupakan keagungan dan ketinggian dari kedudukan Umar bin Al-Khattab. Di waktu ia msih hidup, diberitakan sebuah kabar gembira bahwa kelak ia akan memasuki surga Allah. Yang sangat menakjubkan, berita itu bersumber dari lisan Rasulullah sendiri yang perkataannya tak pernah didustakan sedikit pun.
Dari Sa’id bin Zaid, bahwa ia berkata, “Aku bersaksi atas nama Rasulullah, aku mendengar bahwa beliau bersabda, ‘(Sepuluh sahabat yang akan memasuki surga adalah): (1) Abu Bakar Ash-Shiddiq; (2) Umar bin Al-Khattab; (3) Utsman bin Affan; (4) Ali bin Abu Thalib; (5) Thalhah bin Ubaidullah; (6) Az-Zubair bin Al-Awwam; (7) Abdurrahman bin Auf; (8) Sa’ad bin Abu Waqqash; (9) Sa’id bin Zaid; (10) Abu Ubaidah bin Al-Jarrah’.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah pernah bersabda di atas bukit (gua) Hira bersama Abu Bakar, Umar bin Al-Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidullah, dan Az-Zubair bin Al-Awwam. Tiba-tiba bukit tersebut bergetar, maka beliau pun bersabda, ‘Diamlah, sesungguhnya di atasmu tidak lain adalah seorang nabi, seorang shiddiq, dan seorang syahid’.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
- 2. Seorang yang disegani, hingga setan akan lari terbirit-birit jika berpapasan dengannya.
Setan adalah faktor terbesar dalam menjerumuskan manusia kepada tindakan kemaksiatan. Mereka adalah musuh terburuk bagi manusia hingga Allah memerintahkan kepada umat manusia agar menjadikannya sebagai musuh yang nyata. Begitulah peran berbahaya dari setan.
Namun keperkasaan dan kekuatan setan untuk merayu manusia agar menjadi penghuni neraka Jahanam bersamanya bertekuk lutut dan tidak berdaya di hadapan Umar bin Al-Khattab.
Rasulullah bersabda, “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, kamu tidak akan menjumpai setan berjalan pada suatu jalan melainkan ia berjalan di jalan selain jalanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah juga pernah bersabda kepada Umar, “Sesungguhnya saya melihat setan-setan jenis manusia dan jin berlarian dari Umar.” (HR. At-Tirmidzi)
3. Kemuliaan Umar bin Al-Khattab tak sebatas pada keberaniannya, tetapi juga pada kebenaran dirinya.
Di bawah naungan tarbiyah nubuwah, Umar menjadi sosok pribadi yang hatinya dipenuhi dengan cahaya kebenaran dan keislaman. Hal ini membuahkan kejernihan dan keputihan hatinya. Oleh karena itu, meluncurlah dari lisan Umar sebuah kebenaran yang luar biasa.
Ia mengusulkan agar tawanan Perang Badar dipenggal, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat agar istri-istri Nabi Muhammad berhijad, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat untuk menjadikan tempat Nabi Ibrahim saat berdiri mendirikan Ka’bah sebagai tempat shalat, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Umar berkata kepada para istri Nabi Muhammad pada waktu berkumpul dengan mereka sebab rasa cemburu di antara mereka kepada beliau, “Apakah kalian akan menghentikan tindakan kalian atau Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian?”
Kemudian ayat Al-Qur’an turun bersesuaian dengan pendapat Umar bin Al-Khattab tersebut.
Allah berfirman:
عَسَىٰ رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
QS:At-Tahriim | Ayat: 5
QS:At-Tahriim | Ayat: 5
Tatkala Abdullah bin Ubai bin Salul wafat, Rasulullah berdiri hendak menyalatinya, lalu Umar menarik baju beliau agar tidak melakukannya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia seorang munafik!” Lalu beliau tetap menyalatinya, maka Allah menurunkan firman-Nya kepada beliau yang berbunyi:
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
QS:At-Taubah | Ayat: 84
QS:At-Taubah | Ayat: 84
Umar adalah penjaga dan pemelihara Islam, karena Allah menjadikan kebenaran pada lisannya. Ibnu Umar meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran pada llisan dan hati Umar.” (HR. At-Tirmidzi)
Ibnu Umar berkata, “Tidaklah ada suatu perkara yang terjadi di kalangan para sahabat, lalu mereka membahasnya begitu pula Umar, melainkan Al-Qur’an turun sesuai dengan pendapat Umar.”
- 4. Ia adalah salah satu orang yang mendapatkan ilham dari Allah.
Suatu keistimewaan luar biasa yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya ini. Yaitu hatinya telah dibisikkan sesuatu oleh Allah untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara hidayah dan kesesatan, antara kekufuran dan keimanan, dan antara ketaatan dan kefasikan.
Rasulullah bersabda, “Sungguh pada umat-umat terdahulu sebelum kalian, ada orang-orang yang diberi ilham, maka jika ada pada umatku seorang saja, sesungguhnya itu adalah Umar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Salah satu penyebab kejayaan Islam.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kita senantiasa dalam kemuliaan sejak Umar masuk Islam.” (HR. Al-Bukhari)
Umar dikenal di masa Jahiliyah sebagai orang yang sangat pemberani. Oleh karena itu, Rasulullah sangat berharap terhadap keislamannya hingga beliau berdoa, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan Umar bin Al-Khattab dan Amr bin Hisyam.”
Doa Rasulullah terkabul dan terbukti dengan keislaman Umar sehingga barisan kaum Muslimin semakin kuat dan perkasa. Umar mengajak kaum Muslimin agar menampakkan keislamannya dengan terang-terangan.
Kepribadian Umar bin Al-Khattab sungguh sangat menakjubkan. Mengenali aspek kepribadiannya bagaikan bahtera yang berlayar di samudera yang luas tak berpantai. Butiran-butiran mutiara-mutiara kebaikannya tak pernah sirna sepanjang masa dan zaman. Berikut paparan sebagian kepribadian Umar, sosok pemimpin hebat nan tangguh:
a. Kesederhanaannya.
Tatkala harta rampasan perang dari tentara Raja Persia dikirim kepada Umar untuk dibagikan kepadanya dan kaum Muslimin, tiba-tiba beliau membandingkan dengan pandangan mata dan pandangan hatinya antara kehidupannya dengan kehidupan kedua sahabatnya, yaitu Rasulullah dan Abu Bakar. Maka ia mendapati bahwa Allah telah menyelamatkan keduanya dari melihat harta yang menggoda tersebut. Maka ia pun takut jika diuji dengan harta tersebut sebagai kenikmatan yang menyeret seseorang kepada kebinasaan. Ia pun menangis seraya berkata, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mencegah harta ini dari Rasul-Mu, padahal beliau lebih Engkau cintai dan lebih mulia di sisi-Mu daripada aku. Dan engkau telah mencegahnya dari Abu Bakar, padahal ia lebih Engkau cintai dan lebih mulia daripada aku. Kemudian Engkau memberikannya kepadaku, maka aku berlindung kepada-Mu dari harta yang telah Engkau berikan kepadaku untuk mencelakakanku.”
Kemudian beliau pun menangis hingga orang-orang yang ada di sekitarnya merasa kasihan kepadanya. Lalu ia berkata kepada Abdurrahman bin Auf, “Aku bersumpah kepadamu agar menjualnya lalu membagikannya kepada manusia sebelum datangnya sore hari.”
Ahnaf bin Qais berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di pintu rumah Umar, tiba-tiba lewatlah seorang budak wanita. Orang-orang berkata, ‘Ini budak wanita milik Amirul Mukminin.’ Mendengar itu, Umar membantah, ‘Bukan, ia bukan milik Amirul Mukminin, Tapi termasuk dari harta Allah.’ Lalu kami bertanya, ‘Lalu apa boleh baginya dari harta Allah?’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya tidak halal bagi Umar dari harta Allah kecuali dua pakaian, satu pakaian untuk musim panas serta apa yang saya pakai untuk haji dan umrah. Makananku dan keluargaku tidak berbeda dengan apa yang dinamakan oleh salah seorang Quraisy’.”
Ketika pada masanya terjadi musim paceklik, maka selama setahun beliau tidak pernah makan daging atau minyak samin.
Qatadah berkata, “Umar mengenakan jubah dari wol yang bertambal padahal beliau adalah khalifah. Ia berkeliling di pasar-pasar dengan membawa tongkat kecil di pundaknya untuk mendidik orang-orang.”
Anas berkata, “Aku melihat empat tambalan di baju Umar di antara dua pundaknya.”
Suatu hari beliau menjenguk Ashim, putranya. Beliau mendapati anaknya sedang memakan daging, lalu Umar berkata, “Apa ini?” Ashim menjawab, “Kami sedang berselera untuk memakan daging.” Umar berkata, “Apakah setiap kali engkau berselera terhadap sesuatu engkau akan memakannya? Cukuplah sebagai pemborosan jika seseorang memakan semua yang diinginkannya!”
b. Kedermawanannya.
Tangan kedermawanan Umar laksana angin yang berhembus. Ia berlomba-lomba dengan Abu Bakar untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah. Ia ingin sekali mengalahkan Abu Bakar dalam hal kebaikan.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang memiliki harta. Lalu saya katakan, ‘Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar, di mana saya tidak pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Saya datang kepada Rasulullah untuk menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rasulullah bertanya kepada saya, ‘Lalu apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Saya katakan kepada Rasulullah bahwa saya meninggalkan seperti apa yang saya infakkan. Kemudian Abu Bakar datang kepada Rasulullah dengan menginfakkan semua hartanya. Rasulullah pun menanyakan kepadanya, ‘Lalu apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’
‘Saya menyisakan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.’ Saya pun berkata setelah itu bahwa saya tidak mungkin dapat mengalahkannya dalam segala hal untuk selamanya’.”
c. Rasa Takutnya Kepada Allah.
Anas bin Malik berkata, “Aku pernah memasuki suatu kebun, lalu aku mendengar Umar berkata—antara aku dan ia terhalang sebuah tembok—, ‘Umar bin Al-Khattab, Amirul Mukminin, ah!!! ah!!! sungguh engkau harus takut kepada Allah, wahai Anak Al-Khattab! Atau kalau tidak maka Allah akan menyiksamu!’.”
Al-Hasan berkata, “Kadang-kadang ketika Umar memaca satu ayat dari bacaan rutinnya, maka ia terjatuh sakit hingga dijenguk berhari-hari.”
Muhammad bin Sirin berkata, “Suatu hari, Mertua Umar bin Al-Khattab datang menemuinya, lalu ia meminta kepada Umar supaya memberinya sejumlah uang dari Baitul Mal. Umar membentaknya seraya berkata, ‘Engkau ingin agar aku menghadap Allah sebagai raja yang berhianat?’ Kemudian Umar memberinya dari hartanya sendiri sebanyak 1.000 dirham.”
Demikianlah sikap wara’ dari Umar bin Al-Khattab, hingga An-Nakha’i berkata, “Sesungguhnya Umar biasa berdagang padahal beliau adalah seorang khalifah.”
Abdullah bin AUmar berkata, “Aku tidak pernah melihat Umar marah lalu disebut nama Allah di sisinya atau seseorang membaca ayat Al-Qur’an, melainkan marahnya akan berhenti dan segera mengurungkan niatnya.”
d. Sosok Problem Solver.
Umar bin Al-Khattab adalah sosok yang teguh hatinya dan mempunyai pertimbangan yang matang dalam menentukan kebijakan. Dalam menghadapi problematika yang melanda kaum Muslimin, ia senantiasa mencari solusinya dan jalan keluar untuk kemaslahatan umat.
Salah satu contoh bahwa Umar adalah sosok problem solver adalah saat minuman keras masih dihalalkan pada kaum Muslimin. Umar berpendapat bahwa minuman keras akan menghilangkan akal dan menghabiskan harta kemudian ia berdoa, “Ya Allah, berilah penjelasan kepada kami tentang perihal minuman keras, karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan akal dan harta.” Kemudian turunlah wahyu kepada Rasulullah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
QS:An-Nisaa | Ayat: 43
QS:An-Nisaa | Ayat: 43
Akan tetapi kebiasaan meminum minuman keras di kalangan umat belum juga berhenti. Maka Umar kembali memohon kepada Allah, “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami perihal minuman keras dengan keterangan yang pasti, karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan akal dan harta.” Kemudian turunlah ayat kepada Rasulullah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
QS:Al-Maidah | Ayat: 90
QS:Al-Maidah | Ayat: 90
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
QS:Al-Maidah | Ayat: 91
QS:Al-Maidah | Ayat: 91
0 komentar:
Posting Komentar