kemegahan pesantren NII kw 9 |
Perekrutan anggota kelompok radikal di Indonesia tidak hanya menyasar kepada kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, juga kaum buruh, bahkan buruh dinilai lebih berpotensi bergabung dari pada kalangan lain."Pasalnya kalau pelajar memiliki waktu yang terbatas, pulang tidak tepat waktu saja dicari orang tua, tapi kalau buruh apalagi yang tinggal jauh dari keluarga, tidak terpantau sehingga jadi target perekrutan," ujar pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan saat Halaqoh Kebangsaan di Gedung Community Center Pintu M1 Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang.
"Salah satu kasusnya seorang karyawan perusahaan di Cikarang, sudah jadi karyawan tetap tapi malah keluar. Itu karena mereka harus mengumpulkan dana yang banyak, sehingga tidak ada waktu untuk bekerja, mereka harus fokus dalam negara barunya," tukasnya.Karena itu, kata Ken, pihaknya memberikan pemahaman bahaya radikalisme tersebut kepada para karyawan, pasalnya mereka merupakan bagian dari masyarakat yang bisa saja terkena imbas pelaku radikalisme.
"Saya kebetulan pernah ikut kelompok radikal, saya merasa bersalah dan berdosa, setelah sadar, saya merasa bertanggung jawa untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak menjadi korban," tukasnya.
Sementara Dosen Fisip UNIS Hilman mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mencegahan aksi terorisme. Menurutnya, kasus terorisme merupakan permasalahan global yang bisa dilakukan pemerintah sendiri. "Harus ada tindakan juga dari kalangan akademis, organisasi, dan masyarakat," katanya.Dalam kegiatan yang diprakarsai oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI) Kota Tangerang dan Yayasan Abdi Bangsa ini diikuti oleh 150 peserta yang merupakan karyawan bandara maupun sekitarnya
SUmber : Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar