Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan: gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya. dengan Islam manusia akan dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat, bila mengamalkan ajaran didalamnya dengan konsisten.
Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap tingkatan mempunyai rukun.
A. Perbedaan di antara Islam, iman dan ihsan:
Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin.
Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam. Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
B. Pengertian Islam:
Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap tingkatan mempunyai rukun.
A. Perbedaan di antara Islam, iman dan ihsan:
Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin.
Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam. Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
B. Pengertian Islam:
Islam adalah berserah diri kepada Allah SWT dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah SWT saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah SWT dan yang lainnya, maka dia adalah seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah SWT, maka dia seorang kafir yang sombong.
C. Rukun-Islam
Rukun Islam ada lima:
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata , "Rasulullah SAW bersabda, 'Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa Ramadhan."(Muttafaqun 'Alaih)
1. Pengertian Syahadah (laailaaha illallah):
Manusia mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dan sesembahan-sesembahan selain Dia , maka ketuhanannya adalah batil dan ibadahnya juga batil. Kalimah syahadah tersebut mengandung nafi (meniadakan/menolak) dan itsbat (menetapkan). (Laa ilaaha), artinya menolak semua yang disembah selain Allah SWT, (Illallah) adalah menetapkan ibadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menyembah-Nya, seperti tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.
2. Pengertian syahadah (Muhammad Rasulullah):
Taat kepada Nabi SAW dalam perintahnya, membenarkan beritanya, menjauhi yang dilarangnya, dan dia tidak menyembah Alah SWT kecuali dengan cara yang disyari'atkannya.
D. Iman
C. Rukun-Islam
Rukun Islam ada lima:
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata , "Rasulullah SAW bersabda, 'Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa Ramadhan."(Muttafaqun 'Alaih)
1. Pengertian Syahadah (laailaaha illallah):
Manusia mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dan sesembahan-sesembahan selain Dia , maka ketuhanannya adalah batil dan ibadahnya juga batil. Kalimah syahadah tersebut mengandung nafi (meniadakan/menolak) dan itsbat (menetapkan). (Laa ilaaha), artinya menolak semua yang disembah selain Allah SWT, (Illallah) adalah menetapkan ibadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menyembah-Nya, seperti tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.
2. Pengertian syahadah (Muhammad Rasulullah):
Taat kepada Nabi SAW dalam perintahnya, membenarkan beritanya, menjauhi yang dilarangnya, dan dia tidak menyembah Alah SWT kecuali dengan cara yang disyari'atkannya.
D. Iman
Iman: Engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruknya.
Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.
E. Cabang-cabang iman:
Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman." (HR. Muslim)
F. Tingkatan-tingkatan Iman:
Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.
1. Firman Allah SWT :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2} الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ {3} أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {4}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, .
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfaal :2-4)
2. Firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal: 74)
3, Firman Allah SWT :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujuraan :15)
Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya pasti tidak akan menimpanya.
G. Kesempurnaan Iman:
Cinta yang sempurna kepada Allah SWT Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah SWT, yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah SWT, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah SWT.
Dari Abu Umamah ra, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah menyempurnakan iman." (HR: Abu Daud)
H. Termasuk Perkara-Perkara Keimanan
1. Cinta kepada Rasulullah SAW:
Dari Anas bin malik ra, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian."( Muttafaqun 'alaih.)
2. Mencintai kaum anshar:
Dari Anas ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum anshar."(Muttafaqun 'alaih)
3. Mencintai orang-orang yang beriman:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim)
4. Mencintai saudaranya sesama Islam:
Dari Anas bin malik ra, dari Nabi r, beliau bersabda, "Tidak beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –atau tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya."( Muttafaqun a'alaih)
Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.
E. Cabang-cabang iman:
Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman." (HR. Muslim)
F. Tingkatan-tingkatan Iman:
Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.
1. Firman Allah SWT :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2} الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ {3} أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {4}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, .
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfaal :2-4)
2. Firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal: 74)
3, Firman Allah SWT :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujuraan :15)
Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya pasti tidak akan menimpanya.
G. Kesempurnaan Iman:
Cinta yang sempurna kepada Allah SWT Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah SWT, yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah SWT, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah SWT.
Dari Abu Umamah ra, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah menyempurnakan iman." (HR: Abu Daud)
H. Termasuk Perkara-Perkara Keimanan
1. Cinta kepada Rasulullah SAW:
Dari Anas bin malik ra, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian."( Muttafaqun 'alaih.)
2. Mencintai kaum anshar:
Dari Anas ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum anshar."(Muttafaqun 'alaih)
3. Mencintai orang-orang yang beriman:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim)
4. Mencintai saudaranya sesama Islam:
Dari Anas bin malik ra, dari Nabi r, beliau bersabda, "Tidak beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –atau tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya."( Muttafaqun a'alaih)
Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." (Muttafaqun 'Alaih.)
5. Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:
Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama) hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman."( HR. Muslim.)
6. Nasehat:
Dari Tamim ad-Darimi ra, bahwasanya Nabi r bersabda, " Agama adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah SWT, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum." (HR. Muslim)
I. Iman adalah amalan yang paling utama:
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya: 'Apakah amalan yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah SWT.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." (Muttafaqun 'Alaih)
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." (Muttafaqun 'Alaih.)
5. Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:
Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama) hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman."( HR. Muslim.)
6. Nasehat:
Dari Tamim ad-Darimi ra, bahwasanya Nabi r bersabda, " Agama adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah SWT, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum." (HR. Muslim)
I. Iman adalah amalan yang paling utama:
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya: 'Apakah amalan yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah SWT.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." (Muttafaqun 'Alaih)
Iman bertambah dengan taat kepada perintah Allah dan selalu berdzikir kepada-Nya dan dapat berkurang dengan perbuatan maksiat:
1, Firman Allah SWT:
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath :4)
2, Firman Allah SWT:
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah :124)
3, Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
1, Firman Allah SWT:
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath :4)
2, Firman Allah SWT:
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah :124)
3, Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak berzina orang yang berzina saat berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman. Tidak mencuri orang yang mencuri saat dia mencuri sedangkan dia dalam keadaan beriman. Dan tidak meminum arak (orang yang meminumnya) saat dia meminum sedangkan dia dalam keadaan beriman." (Muttafaqun 'alaih)
4, Dari Anas bin malik ra, dari Nabi r, beliau bersabda,
4, Dari Anas bin malik ra, dari Nabi r, beliau bersabda,
"Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat: 'iman' di tempat 'kebaikan'.
J. Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam, maka :
1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan diampuni untuknya, karena firman Allah SWT:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)
2, Dan segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam ra bertanya kepada Rasulullah SAW:
J. Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam, maka :
1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan diampuni untuknya, karena firman Allah SWT:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)
2, Dan segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam ra bertanya kepada Rasulullah SAW:
'Bagaimana pendapatmu terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang pernah saya lakukan di masa jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah SAW bersabda kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu lakukan." (Muttafaqun 'Alaih)
3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi SAW :
3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi SAW :
'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang pertama dan terakhir."(Muttafaqun 'Alaih)
Inilah keagungan Islam menjanjikan kepada siapa saja yang masuk Islam maka Allah akan mengampuni dosa yang telah dilakukan sebelum ia masuk Islam.
wallahu 'alam
Sumber : Islamhouse Indonesia
Sumber : Islamhouse Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar