"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Senin, 18 Juni 2012

Kisah Pemuda Yahudi Yang Masuk Islam

Oleh : Kang Tholib



kata orang bijak "firasat seseorang yang memiliki sifat shiddiq tidak pernah meleset.." karena orang yang jujur dan amanah adalah orang yang disayangi Allah sehingga Allah banyak memberinya hikmah dan petunjuk. Sebagaimana kita ambil hikmahnya dari kisah berikut ini :

Alkisah seorang pemuda Yahudi yang sangat tampan masuk ke dalam masjid dengan sikapnya yang sangat hormat. Pemuda itu berpakaian indah, memakai wangi-wangian yang harum, budi dan tutur katanya pun sopan. Semua orang yang berada di masjid mengira ia adalah orang Islam, padahal sebenarnya ia Yahudi yang belum memeluk Islam.

Syekh Ibrahim Al-Khawwash yang sedang berada di dalam masjid berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Pemuda itu adalah seorang Yahudi.”

Para sahabat kurang setuju dengan perkataan Syekh Ibrahim. Mereka menganggap pemuda itu adalah jemaah masjid yang hendak shalat. Pemuda itu mengetahui bahwa mereka sedang membicarakannya.
Seusai shalat, pemuda itu menunggu Syekh Ibrahim hingga pulang keluar dari masjid. Ketika dilihatnya Syekh Ibrahim telah keluar dari pintu masjid, pemuda Yahudi itu pun mendekati para sahabat Syekh Ibrahim dan bertanya, “Apa kata Syekh Ibrahim tentang diriku?”

Mendengar pertanyaan itu, para sahabat Syekh Ibrahim enggan menjawabnya. Mereka diam seribu bahasa. Namun, pemuda itu mendesak mereka, “Tak perlu takut, aku hanya ingin tahu apa yang diucapkan Syekh Ibrahim tadi?”
Akhirnya, salah satu dari jemaah angkat bicara, “Syekh mengatakan bahwa kau seorang Yahudi. Apakah benar?”
Pernyataan Syekh Ibrahim itu mengejutkan pemuda Yahudi. Ia bergegas menyusul Syekh Ibrahim yang sedang berjalan pulang ke rumahnya. Pemuda itu langsung mencium tangan Syekh Ibrahim dan menyatakan dirinya masuk Islam.
Syekh yang keheranan bertanya, “Apa yang mendorongmu untuk segera memeluk Islam?”
Pemuda itu menceritakan isi kitab yang diyakininya,
“Dalam kitabku dikatakan, firasat seseorang yang memiliki sifat shiddiq tidak pernah meleset. Saya menguji kaum muslim dengan menyamar sebagai jemaah masjid. Orang shiddiq pasti berada di antara kelompok muslim. Ternyata dugaanku memang benar. Syekh Ibrahim bisa mengenaliku dengan tepat. Berarti Anda adalah orang yang shiddiq dan karena itulah aku masuk Islam!”

Itulah manfaatnya kita mempelajari ilmu yang berhikmah / ada pelajaran dan manfaat, walaupun pemuda itu seorang yahudi  tetapi kecerdasannya digunakan untuk mencerna kebenaran dan memahami kebenaran yang sebenarnya. Karena jika ilmu hanya sekedar hafalan maka tak ubahnya menembang lagu. Ilmu tak akan menjadi manfaat sebelum merasuk kedalam jiwa yang terdalam. Ilmu takkan menjadi karakter manusia sebelum manusia istiqomah dalam memahami dan mengamalkan ilmu yang didapatkan. Jika ilmu hanya sekedar hafalan tidak mengerti maksud dan isinya maka sungguh hal itu sebuah perbuatan yang sia-sia. Bahkan jika kita mau melihat, rusaknya bangsa dan negara adalah bukan karena banyaknya orang bodoh tetapi justru karena kebanyakan ulah orang pintar yang pandai memutar balikan fakta dan sistem karena mereka sebenarnya tahu ilmu tapi tidak untuk diamalkan tetapi punya ilmu untuk menuruti kemauan hawa nafsu. Orang seperti itu kata rasulullah adalah orang yang paling merugi diakhirat. Yaitu seorang munafiq yang tahu ilmu tapi tak mau memahami dan mengamalkan, tetapi justru dengan ilmu itu malah digunakan untuk merusak tatanan kehidupan.

Wallahu 'alam
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive