Apakah Salafy Itu? Apakah Salafy Merupakan Aliran Sesat Dalam Islam? Beberapa orang baik dari kalangan muslim maupun non muslim seringkali menanyakan hal ini. Sebenarnya tidak ada yang salah dari Salafy, karena Salafy hanyalah julukan sebuah gerakan yang bertujuan menjalankan ajaran Islam sesuai cara cara yang dicontohkan oleh orang orang salaf. Tetapi fenomena sejarah menunjukkan bahwa hampir setiap gerakan mengalami distorsi dari gagasan awalnya, dan Salafy adalah salah satunya. Itu sebabnya sekarang ini makin mudah dijumpai tokoh maupun pengikut Salafy dalam banyak hal bukannya menunjukkan perilaku kaum salaf, tetapi malah lebih mirip tabiat kaum Khawarij, yang kontraproduktif terhadap perkembangan Islam secara umum. Kenapa demikian?
Apa Itu Salafy
Kata salaf merupakan kependekan dari salafus shalih (kaum shalih yang terdahulu), yang merupakan julukan atas tiga generasi awal umat Islam, yaitu generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Pokok ajaran dari ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa Muhammad dan sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi yang telah ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya. Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktek Islam yang lebih mirip agama Muhammad selama ini.
Ulama Rujukan Kelompok Salafy
Dewasa ini kelompok yang menamakan dirinya salafy merujuk pada pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahabiyah), Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha. Keempat Ulama tersebut dikenal sebagai ulama ulama yang paling puritan yang gigih memperjuangkan kemurnian Islam. Tentu saja hal ini tak lepas dari kondisi umat Islam di masa itu, dimana banyak beredar hadits hadits palsu yang pada tingkat tertentu sudah diyakini oleh masyarakat sebagai bagian dari ajaran pokok Islam.
Kesalahan Tokoh dan Pengikut Salafy
Gerakan Salafy adalah gerakan yang secara gagasan sangat baik, tetapi dalam perkembangannya kerapkali membuat keresahan dikalangan umat Islam, dan cenderung merusak persaudaraan dan keutuhan umat. Penyebab utamanya adalah kebanggaan yang berlebihan atas pendapat kelompok dan sikap meremehkan pendapat kelompok lain.
Satu hal fatal yang masuk dalam pikiran tokoh dan pengikut mereka adalah anggapan bahwa "Hanya kelompok salafy lah yang benar benar mencontoh nabi. Semua orang di luar salafy tidak mau mencontoh nabi" Padahal kita tahu bahwa orang orang di luar mereka juga mengajarkan hal yang sama yaitu menjalankan Islam sesuai Quran dan sunnah Nabi.
Artinya semua muslimin dari kelompok manapun adalah salafy, bukan cuma yang memakai nama salafy saja.
Kelompok Salafy Lebih Mirip Khawarij
Salah satu ciri kecerdasan seseorang adalah kemampuan membedakan yang benar dari yang salah. Banyaknya data yang disimpan dalam otak dapat dioptimalkan untuk memutuskan dengan tepat tingkat kebenaran suatu pendapat dengan proporsi yang tepat. Munculnya kaum Khawarij adalah pelajaran berharga buat kita, betapa pemikiran puritanis seringkali terjebak dalam pembatasan yang berlebihan.
Sedikitnya ada dua hal yang membuat kelompok salafy lebih mirip Khawarij ketimbang kaum Salafus Shalih
1.Keinginan yang sangat kuat untuk menjalankan Islam secara murni sesuai aslinya tidak diimbangi dengan akhlak dan kemampuan berpikir yang memadai. Hal ini menyebabkan isu dakwah yang mereka sampaikan lebih cenderung meresahkan. Jangankan buat non muslim, dikalangan muslim saja menimbulkan permusuhan. padahal para salafus shalih dikenal sebagai kaum yang meskipun secara ide berbeda dengan kaum yahudi dan nashrani namun dalam urusan urusan bernegara dan bertetangga mereka adalah orang orang yang paling disukai oleh masyarakat. Artinya : Kaum salaf dahulu selain berilmu menguasai betul Al Quran juga melengkapi diri dengan akhlak bermuamalah yang sangat baik sehingga baik kawan maupun lawan sangat mudah menerima kehadiran dan keberadaan mereka di masyarakat, sedangkan kelompok salafy hanya mampu menda'wakan diri sebagai berilmu ditambah akhlak buruk mereka dalam bermuamalah (merasa hanya merekalah yang salaf, diluar mereka bid'ah),..akibatnya orang orang diluar kelompok mereka jadi eneg, sebal, kesel dsb. Keberadaan mereka sulit diterima bahkan oleh sesama muslim sekalipun.
2 Seringkali mereka menyebut bahwa ulama ulama yang memperjuangkan Islam dengan cara berbeda dari apa yang mereka yakini, sebagai ulama palsu sembari menyebarkan fitnah atas mereka. Mereka mengaku tidak mengutamakan ketokohan karena yang menjadi tokoh salafy adalah Nabi Muhammad, padahal mereka mengatakan demikian itu berdasarkan omongan tokoh mereka yang tak mau disebut namanya itu. Jadi aneh bukan?
Nah dua hal diatas benar benar membuat Salafy pas banget dengan ciriciri Khawarij yang merupakan cikal bakal ekstrimitas pemikiran Islam pertama yang muncul dari kalangan orang orang yang kurang memadai dalam berpikir
Siapa Yang Mudah Terjebak dalam Kelompok Salafy?
Yang biasanya paling mudah masuk dalam kelompok salafy adalah orang orang yang semangat keislamannya sedang menanjak tetapi kemampuan berpikirnya kurang ditambah dengan penguasaan sejarah Islam yang minim. orang orang demikian ini dengan mudah terpesona oleh pendakwah salafy yang gemar mempertontonkan kepandaian melantunkan hadits, mempresentasikan ayat quran dengan gaya pemikir dan fuqaha yang seakan akan kaliber dunia. Ketika pendakwah salafy itu mengatakan ulama A B C D dst sebagai ulama bid ah, sedangkan ulama X Y Z sebagai ulama salaf, maka orang orang kurang akal tadi meyakini bahwa itu adalah kebenaran, dikarenakan pengetahuan sejarah dan wawasan yang sangat kurang
Bagaimana Agar Tidak Mudah Terjebak Dalam Kelompok Salafy?
Sebenarnya sangat mudah. Yang pertama, kita harus sadar bahwa banyak saudara kita kaum muslimin yang berada diluar kelompok salafy, yang sebenarnya lebih salaf dibandingkan mereka. Kaum muslimin diluar salafy yang memiliki sifat sifat salaf tersebut tidak pernah menda'wakan diri mereka sebagai salaf dan tidak pula mengklaim orang diluar mereka sebagai orang yang tidak salaf. Dan kita akan tahu dari sejarah, memang orang orang berakhlak mulia yang sebenarnya memang tidak pernah menda'wakan diri sebagai orang mulia, sebaliknya, kalau ada orang mengaku dirinya mulia tentu kita wajib bertanya bukan?
Yang Kedua, Jangan pernah terpesona dengan gaya ceramah seseorang yang tampak menguasai hadits, quran, fasih berbahasa arab, dan embel embel tampilan luar yang mirip ahli fikih atau ahli filsafat islam. Kita harus tau bahwa diluar salafy berjibun orang seperti itu. Ada satu kiat untuk memastikan apakah orang tersebut layak didengar dan diikuti kuliahnya atau tidak. Perhatikan betul pembicaraannya. Dengan penglihatan yang cermat kita akan tahu,... kalau arah bicaranya terlihat menonjolkan kepintaran dirinya, ditambah dengan celaan (kasar maupun halus) terhadap tokoh di luar kelompoknya,... saat itulah kita harus waspada,.. dia itulah orang yang lebih mirip Khawarij ketimbang kaum salaf. Karena Kaum salaf tidak pernah memuji diri sendiri apalagi mencela orang lain.
Demikian tulisan ini, jika ada simpatisan salafy atau tokoh salafy yang kurang berkenan silakan komplain.
(by adil muhammad isa)
salam…
Wahhaby di Indonesia banyak mengaku-ngaku sebagai salafy, muhammadiyah, darul hadits, wahdah
islamiyah dsb. Mereka terpecah-pecah dalam organisasi-organisasi.
Wahaby yang mengaku sendiri terpecah-pecah. Ada beberapa kubu :
– kubu wahaby yamani (yayasan dhiyausunnah assewed) , ini yang paling keras shg mengkafirkan
sesama wahaby sendiri termasuk melarang pengikutnya masuk LIPIA karena LIPIA banyak dihuni
wahhaby sururi (wahhaby yang cenderung mengikuti dakwah ikhwanulmuslimin/sayyid qutb).
untuk jelasnya baca artikel ini :
Salafy / Wahabi Pecah Belah
Salafi meyakini bahwa hanya ada satu golongan yang selamat dan masuk syurga, yakni salafi,
dari sekian banyak golongan yang ada saat ini (73 golongan). Salafi menggunakan landasan
hadits Nabi saw, berikut ini:
Umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk neraka kecuali
satu golongan.”Ditanyakan kepada beliau: “Siapakah mereka, wahai Rasul Allah?” Beliau
menjawab: “Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku.” (HR Abu Dawud, At-Tirmizi, Ibnu
Majah, Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim).
Kemudian diperkuat lagi dengan kaidah yang mereka gunakan bahwa
“Kebenaran hanya satu sedangkan kesesatan jumlahnya banyak sekali”, kebenaran yang satu ada
pada salafi!
Keyakinan ini berdasarkan hadits Nabi saw:
Rasulullah saw bersabda: ‘Inilah jalan Allah yang lurus’ Lalu beliau membuat beberapa garis
kesebelah kanan dan kiri, kemudian beliau bersabda: ‘Inilah jalan-jalan (yang begitu banyak)
yang bercerai-berai, atas setiap jalan itu terdapat syaithan yang mengajak kearahnya’
(HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim) lihat 1, hal 47-48
Kemudian beliau membaca ayat, yang artinya:
Dan (katakanlah): ‘Sesungguhnya inilah jalanku yang lurus maka ikutilah dia. Dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu
dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa (Al-An’am
153).
Sehingga salafi meyakini bahwa semua golongan sesat, bid’ah, tidak selamat dan tidak masuk
syurga.
Dengan keyakinan ini maka salafi merasa dirinya paling benar (karakter 1),
sedangkan ulama/golongan lain selalu salah, sesat dan bid’ah.
Sehingga golongan sesat dan bid’ah ini layak untuk dicela (karakter 2), harus diungkapkan
semua keburukannya dan jangan diungkapkan secuil-pun kebaikannya, karena khawatir nanti
diikuti oleh umat Islam. lihat 4, hal 28-29
Sehingga bertaburanlah dalam pengajian, daurah, seminar, buku-buku dan website-website
salafi pernyataan bahwa hanya salafi-lah yang paling sesuai dengan as-sunnah dan celaan
sesat dan bid’ah kepada ulama/golongan selain salafi.
Berpecah-belah sesamanya
Tetapi ada satu hal yang aneh dan sangat bertolak belakang dengan keyakinan diatas, pada
saat kita mencoba lebih jauh mengenal salafi maka akan dijumpai fakta bahwa secara internal
salafi berpecah-belah sesamanya.
Salafi yang satu meyakini bahwa dirinya paling benar dan yang lain sesat, sehingga mereka
mencela salafi yang lain dan ditahdzir (diperingatkan) agar segera bertaubat. Sedangkan
salafi yang dicela juga mengatakan hal yang sama, bahwa merekalah yang paling benar dan yang
lain sesat.
Hal ini terjadi, kemungkinan besar karena karakter salafi yang merasa dirinya paling benar
(karakter 1), sehingga sesama mereka sendiri saling berselisih, mau menang sendiri dan
mencela satu sama lain (karakter 2).
Berikut ini beberapa pernyataan dari beberapa orang:
1. Abdurahman Wonosari:
Berkaitan dengan fitnah tahazzub, yang dinukilkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi, dengannya
memecah-belah barisan salafiyyin dimana-mana, termasuk di Indonesia. Kemudian fitnah yang
ditimbulkan oleh Yayasan Ihya’ ut Turots yang dipimpin oleh Abdurahman Abdul Kholiq serta
Abdullah as Sabt.
Abdurahman Abdul Khaliq telah dinasihati secara keras dan sebagian Ulama’ menyebutnya
sebagai mubtadi’. Adapun Jum’iyyah Ihya’ ut Turots dan Abdurahman Abdul Khaliq telah
berhasil menyusupkan perpecahan sehingga mencerai-beraikan Salafiyyin di Indonesia. Apakah
Jum’iyah Ihya’ ut Turots (disingkat JI) ini memecah-belah dengan pemikiran, kepandaian,gaya
bicara mereka saja? lihat 6
2. Abu Ubaidah Syafrudin:
Bahkan sampai ta’ashub dengan kelompoknya, golongannya, sehingga menyatakan bahwa salafy
yang murni adalah kelompok salafy yang ada di tempat fulani dan berada di bawah ustadz
fulan. lihat 6
Perpecahan internal ini bisa sangat tajam, sehingga kata-kata yang diucapkan bisa sangat
kasar, sehingga tidak layak diucapkan oleh seorang hamilud da’wah (pengemban da’wah),
3. Abdul Mu’thi:
Khususnya yang berkenaan tentang Abu Nida’, Aunur Rafiq, Ahmas Faiz serta kecoak-kecoak yang
ada di bawah mereka. Mereka ternyata tidak berubah seperti sedia kala, dalam mempertahankan
hizbiyyah yang ada pada mereka. lihat 6
4. Muhammad Umar As-Sewed:
Adapun Abdul Hakim Amir Abdat dari satu sisi lebih parah dari mereka, dan sisi lain sama
saja. Bahwasanya dia ini, dari satu sisi lebih parah karena dia otodidak dan tidak jelas
belajarnya, sehingga lebih parah karena banyak menjawab dengan pikirannya sendiri. Memang
dengan hadits tetapi kemudian hadits diterangkan dengan pikirannya sendiri, sehingga terlalu
berbahaya.
Ini kekurangan ajarannya Abdul Hakim ini disebabkan karena dia menafsirkan seenak sendiri
dan memahami seenaknya sendiri. Tafsirnya dengan Qultu, saya katakan, saya katakan , begitu.
Ya.., di dalam riwayat ini…ini… dan saya katakan, seakan-akan dia kedudukannya seperti para
ulama, padahal dari mana dia belajarnya.
Ketika ditanyakan tentang Abdul Hakim , “Siapa?”, lalu diterangkan kemudian sampai pada
pantalon (celana tipis yang biasa dipakai untuk acara resmi ala Barat, red), “Hah huwa
Mubanthal (pemakai panthalon, celana panjang biasa yang memperlihatkan pantatnya dan
kemaluannya itu)” lihat 2
5. Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji:
KITA KATAKAN: apalagi yang kalian tunggu wahai hizbiyyun? Abu Nida’, Ahmas Faiz dan kelompok
kalian At-Turatsiyyin!! Bukankah kalian menunggu pernyataan dari Kibarul Ulama’? Bahkan
“kita hadiahkan” kepada kalian fatwa dari barisan ulama salafiyyin yang mentahdzir Big Boss
kalian!! Kenapa kalian tidak bara’ dan lari dari At-Turats?! Mengapa kalian masih tetap
menjilat dan mengais-ngais makanan, proyek-proyek darinya?! lihat 5
Walhasil, perpecahan diantara salafi terjadi beberapa kelompok dan diantara mereka merasa
paling dirinya paling benar.
Kelompok-kelompok yang berpecah-belah dan saling menganggap sesat itu antara lain:
1. Kelompok Al-Muntada (sururiyah) yang didirikan oleh Salafi London yakni Muhammad Surur
bin Nayif Zainal Abidin, kemudian di Indonesia membentuk kelompok Al-Sofwah dan Al-Haramain
dengan pentolannya Muhammad Kholaf, Abdul Hakim bin Abdat, Yazid bin Abdul Qadir Jawwas,
Ainul Harits (Jakarta) dan Abu Haidar (As-Sunnah Bandung).
Ini juga dari kedustaan dia, membangun masjidnya ahlul bid’ah, banyak ya…. Hadza Al-Sofwah,
dan Yazid Jawwas mengatakan “Al-Sofwah itu Salafy”, padahal tadinya ketika dia masih sama
kita dia mengatakan bahwa Al-Sofwa itu ikhwani, Surury, tapi ketika dia bersama mereka sudah
meninggalkan Salafiyyin, terus omongnya sudah lain.
Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan Sururiyyah ini,
adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunnah Rasulullah, dan bertentangan dengan 180
derajat. lihat 2
2. Kemudian kelompok Jami’yatuts Turots Al-Islamiyah (lembaga warisan Islam) yang didirikan
oleh salafi Kuwait Abdurrahman Abdul Khaliq, di Indonesia membentuk kelompok Ma’had
Jamilurahman As-Salafy dan Islamic Center Bin Baaz (Jogya) dengan pentolannya Abu Nida’,
Aunur Rafiq Ghufron (Ma’had Al-Furqan Gresik), Ahmad Faiz (Ma’had Imam Bukhari Solo), dll.
Lantas bagaimana menyikapi orang-orang at Turots/Abu Nida’ cs ini ?
Syaikh Muqbil memberikan kaidah tentang orang-orang yang padanya ada pemikiran hizbiyah,
bahkan Abdurahman Abdul Kholiq dicap adalah mubtadi’. Dengan keadaan Abu Nida’ yang
demikian, apakah sudah bisa memastikan bahwa Abu Nida’ adalah hizbi ? Ya (Syaikh Yahya al
Hajuri).
Disinilah perlunya membedakan antara Salafiyyin dan At Turots, sebagaimana Allah tegaskan
tidak akan sama orang yang berilmu dan beramal, dibanding orang yang beramal dengan
kejahilan. lihat 6
3. Ada lagi kelompok salafi lain seperti FK Ahlussunnah wal jamaah dan Lasykar Jihad yang
didirikan oleh Ja’far Umar Thalib, yang juga dianggap sesat oleh salafi lainnya.
Beberapa komentar dari mereka
Abdurahman Wonosari:
Sebagian orang menganggap kita yang telah berlepas diri dari kesesatan Ja’far Umar Thalib
(JUT). Namun ketika jelas setelah nasihat dari para Ulama’ atas JUT, namun dia enggan
menerimanya bahkan justru dia meninggalkan kita, maka Allah memudahkan kita berlepas diri
daripadanya. Bahkan memudahkan syabab kembali kepada Al Haq, tanpa harus bersusah-payah.
Padahal sebelumnya, banyak yang ingin menjatuhkan JUT dari sisi akhlak dan muammalahnya.
Qadarallah, selama ini kita disibukkan dengan jihad (th 2000 – 2002), yang dengan jihad
tercapai kebaikan-kebaikan, tidak diingkari juga adanya terjerumusnya dalam perkara
siyasah/politik. Dan hal ini, membikin syaikh Rabi’ bin Hadi menasehatkan dengan menyatakan
: “Dulunya jihad kalian adalah jihad Salafy, kemudian berubah menjadi jihad ikhwani.”
Mendengar peringatan yang demikian, alhamdulillah, Allah sadarkan kita semua, langsung
bangkit dan kemudian berusaha membubarkan FKAWJ (Forum Komunikasi Ahlusunnah wal Jama’ah,
red) dan menghentikan komandonya JUT (Laskar Jihad Ahlusunnah wal Jama’ah, red).
Alhamdulillah. lihat 6
Kemudian kelompok salafi lainnya Ponpes Dhiyaus Sunnah (Cirebon) dengan Muhammad Umar
As-Sewed. lihat 2 dan 6
Kelompok yang satu ini merasa salafi yang paling asli diantara salafi-salafi asli lainya,
karena merujuk kepada ulama-ulama salafi Saudi.
Saking kerasnya pertentangan diantara kelompok salafi itu, mereka memperlakukan kelompok
salafi lain telah keluar dari salafi dan dianggap sesat dan bid’ah oleh salafi lainnya,
Muhammad Umar As-Sewed (Cirebon):
Dalam syarhus Sunnah dalam aqidatus salaf ashabul hadits, kemudian dalam Syariah Al-Ajurry,
kemudian Minhaj Firqatun najiyah Ibnu Baththah, itu semua ada. Yang menunjukkan mereka semua
sepakat untuk memperingatkan ummat dari ahlul bid’ah dan mentahdzir ahlul bid’ah, membenci
mereka, menghajar mereka, memboikot mereka dan tidak bermajlis dengan mereka, itu sepakat.
Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan Sururiyyah ini,
adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunnah Rasulullah, dan bertentangan dengan 180
derajat. lihat 2
Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara-negara Arab-pun juga demikian, diantara
ulama salafi sendiri meng-klaim merekalah salafi yang asli dan harus diikuti, sedangkan yang
lain sesat dan harus dihindari pengajian-pengajian, buku-buku dan kaset-kasetnya. Salafi
yang merasa asli menyatakan bahwa merekalah pengikut shalafush shalih yang benar, sedangkan
salafi yang lain hanya mengaku-ngaku saja sebagai salafi. Begitu juga sebaliknya!
Kelompok ulama mereka pun terpecah
Ada kelompok ulama semisal Abdullah bin Abdil Aziz bin Baz, Shalih bin Fauzan Al Fauzan,
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Muhammad bin Rabi’
Al-Madkhali, dll. (Saudi), Muqbil bin Haadi, Yahya Al-Hajuri (Yaman), Muhammad bin
Abdurrahman Al-Maghrawi (Maroko), Falah bin Ismail, Falah bin Tsani As-Su’aidi, Walid
Al-Kandari, Mubarak bin Saif Al-Hajiri (Kuwait).
Disisi lain terdapat pula ulama salafi yang mereka anggap sesat semisal Abdurrahman Abdul
Khaliq (Kuwait), Muhammad Quthb (ex IM yang dianggap masuk salafi), Muhammad Surur bin Nayif
Zainal (London), dll. lihat 5 Abdurrahman Abdul Khaliq misalnya, beliau mendirikan
Jami’yatuts Turots Al-Islamiyah (lembaga warisan Islam) di Kuwait juga menggunakan landasan
yang sama sebagai salafi, yakni menyatukan langkah dengan menjadikan Al-Quran dan as-sunnah
serta mengikuti salafush shalih sebagai sumber tasyri’, mengembalikan setiap persoalan
kepada kalamullah dan rasul-Nya. lihat 7 hal 11
Tetapi Abdurrahman Abdul Khaliq dianggap sesat dan bid’ah oleh salafi yang lain, karena
beliau membentuk hizbi. lihat 6
Begitu juga Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin yang mendirikan Al-Muntada di London,
juga mengaku sebagai salafi. Tetapi karena beliau mengkritik dengan keras kebijakan kerajaan
Saudi yang bersekutu dengan kafir AS untuk memerangi Iraq pada perang teluk, beliau juga
mencela ulama-ulama yang menjadi budak kerajaan Saudi dengan mecari-carikan dalil yang
sesuai dengan kebijakan penguasa kerajaan. lihat 4, hal 78-82 catatan kaki Disamping itu
beliau menggunakan prinsip Ikhwanul Muslimin: “Nata’awan fima tafakna wa na’dziru ba’dina
ba’don fi makhtalahna” atau “Kita saling kerjasama apa yang kita sepakati dan kita
hormat-menghormati saling memaklumi apa yang kita berbeda”. lihat 2 Sehingga beliau dianggap
sesat dan bukan lagi sebagai salafi.
Sungguh menggelikan, satu-satunya golongan yang mengaku selamat dan masuk syurga,
menganjurkan umat Islam untuk tidak berpecah-belah dan hanya menyatu dalam satu golongan
saja (salafi), serta menganggap golongan lain sesat dan bid’ah.
Tetapi secara internal berpecah-belah sesamanya, baik di Indonesia maupun di daerah Arab dan
sekitarnya.
Sangat kontradiksi bukan?,
disatu sisi menganjurkan umat Islam untuk bersatu tetapi disisi lain internal salafi
berpecah-belah. Kecenderungan salafi untuk mencela golongan lain sebagai sesat dan bid’ah
sehingga “terkesan” salafi memecah belah persatuan umat, apakah hal ini dimaksudkan karena
mereka tidak rela bahwa hanya salafi saja yang berpecah-belah, sedangkan golongan lain
tidak?
Silahkan nilai sendiri!
Wallahua’lam
Khatimah:
1.1. Karakter salafi berupa “Merasa dirinya paling benar” (karakter 1) dan kebiasaan
“mencela golongan/ulama lain” (karakter 2) yang berseberangan pendapat dengan mereka
bukanlah issu semata, tetapi dapat dibuktikan melalui fakta yang terjadi diinternal salafi
sendiri.
2.2. Karakter salafi yang merasa paling benar sendiri, menimbulkan perpecahan internal
salafi. Ini merupakan hal yang wajar, golongan manapun jika mendahulukan egoisme dan hawa
nafsu belaka maka akan berpecah-belah.
Sedangkan golongan-golongan Islam lain, tidak mengalami perpecahan internal separah yang
dialami salafi, bahkan secara internal mereka solid. Kita bisa merujuk kepada NU,
Muhammadiyah, Ikhwanul Muslimin/Tarbiyah/PKS, Hizbut Tahrir, Persis, Al-Irsyad, Jamaah
Tabligh, dll, mereka lebih tahan terhadap perpecahan internal karena karakter mereka memang
beda dengan salafi (karakter 1 dan 2)
3. 3. Perpecahan salafi menjadi beberapa kelompok antara lain: kelompok Al-Sofwah &
Al-Haramain Jakarta; Imam Bukhari Solo, Al-Furqan Gresik, Islamic Center Bin Baaz &
Jamilurahman As-Salafy Jogya; FKAWJ & Lasykar Jihad Jakarta; Dhiyaus Sunnah Cirebon. Ini
belum termasuk kelompok salafi yang telah ditahdzir dan kemudian taubat, tetapi tidak
bergabung dengan salafi “asli” dan membentuk kelompok sendiri.
4. 4. Orang awam yang baru mengenal salafi menjadi kebingungan, bagaimana mungkin satu
golongan yang meyakini selamat dan masuk syurga, tetapi secara internal mereka sendiri
berpecah-belah. Lantas mana golongan salafi yang asli, yang selamat dan masuk syurga itu?.
Kembali kepada kaidah yang diyakini salafi: “Kebenaran hanya satu sedangkan kesesatan
jumlahnya banyak sekali”, maka berarti salah satu salafi saja yang asli dan yang lain sesat
dan bid’ah, atau bisa jadi semuanya salafi palsu!
5. 5. Dengan memahami karakter asli salafi, kita bisa berlapang dada jika dicela sesat dan
bid’ah oleh salafi, karena jangankan kelompok non salafi sesama salafi sendiri saja saling
mencela sebagai sesat dan bid’ah.
Lantas apakah perlu dilayani jika anda dicela sesat dan bid’ah?
Ajaklah kaum salafi untuk diskusi dengan ilmu dan akhlak, karena tidak ada gunanya
berdiskusi dengan orang mengabaikan akhlak dan merasa paling benar sendiri dan golongan lain
selalu salah. Diskusi yang sehat adalah untuk “mencari kebenaran bukan kemenangan”, mencari
hujjah yang paling kuat (quwwatut dalil). Jika meyakini hujjah lawan diskusi lebih kuat maka
dengan lapang hati menerimanya, tetapi jika tidak ada titik temu dalam diskusi maka
masing-masing harus menghargai perbedaan ijtihadnya.
Maraji’:
1. Risalah Bid’ah, Abdul Hakim bin Amir Abdat
2. http://www.salafy.or.id: manhaj:”Sururiyyah terus melanda muslimin Indonesia”, Abu
Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji
3. Lihat juga http://www.assunnah.or.id
4. Menepis penyimpangan manhaj dakwah, Abu Abdillah Jamal bin Farihan Al-Haritsi
5. http://www.salafy.or.id, manhaj: Ulama berbaris tolak JI (Jum’iyah Ihya’ ut Turots), Abu
Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji
6. http://www.salafy.or.id, manhaj: “Bahaya jaringan JI dari Kuwait dan At Turots”, Abdul
Mu’thi, Abu Ubaidah Syafrudin dan Abdurahman Wonosari
7. 10 wasiat bekal aktifis dakwah dan harokah, Abdurrahman Abdul Khaliq
8. Mendudukkan antara sunnah dan bid’ah, Lajnah Ihya’ut Turats Al-Islamiy
9. Lihat juga http://www.atturots.or.id
10. Lihat juga www25.brinkster.com/salafyoononline/