"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Jumat, 02 Oktober 2015

Air di planet mars


Liputan6.com, California - Ditemukannya
kandungan air di Planet Mars ternyata
membuka peluang untuk tinggal di planet
tersebut. Bahkan, seorang engineer NASA
yang terlibat di proyek penelitian Planet
Mars mengungkap bahwa Badan
Antariksa Amerika Serikat itu akan
menjadikan Mars sebagai objek liburan
luar angkasa.
Menurut informasi yang dikutip dari
laman Press Examiner, Sabtu
(3/10/2015), engineer yang tidak
disebutkan namanya ini menjelaskan
bahwa ditemukannya air di Mars
bukanlah sebuah rumor atau spekulasi.
"Temuan tersebut bersifat faktual,
implikasinya begitu masif. Fakta bahwa
Mars memiliki air mengubah pandangan
semua orang yang mana sebelumnya
Mars tidak bisa dihuni, kini bisa jadi akan
disinggahi umat manusia, bahkan untuk
liburan sekalipun," imbuhnya.
Mars memang bukan satu-satunya planet
yang memiliki kandungan air di dalam
permukaannya. Beberapa bulan Planet di
tata surya pun memiliki kandungan air,
seperti Europa, bulan milik Planet Jupiter,
Enceladus, bulan milik planet Saturnus,
dan beberapa bulan lainnya seperti
Ganymede, Callisto dan Titan. Namun,
NASA tidak mengklaim bahwa bulan-
bulan tersebut memiliki kelayakan untuk
ditinggali manusia.
"Berbeda dengan bulan-bulan yang
`berair` tersebut, adanya air di Mars
merupakan perihal berbeda karena
keberadaan Mars dekat dengan Bumi.
Kami pun terus mengusut planet tersebut
untuk lebih memastikan apakah memang
nantinya bisa dihuni. Orbiter dan robot
rover kami juga telah dikirim disana.
Kami sangat yakin dalam satu atau dua
dekade lagi, Mars akan menjadi satu
Planet yang diimpikan manusia untuk
disinggahi," tambahnya.
Secara ilmiah, kandungan air yang
berada di Mars dengan Bumi sebenarnya
berbeda. Namun, engineer tersebut
melanjutkan, bukan berarti air yang ada
di Mars tidak bisa diminum.
"Air yang ada di Mars sebetulnya bisa
dikonsumsi. Namun kandungan air
tersebut harus dipilah menjadi beberapa
elemen yang bersifat konstituen, seperti
hidrogen dan oksigen. Di temperatur yang
begitu rendah, air tersebut bisa disimpan
dan diproses dengan metode ` reverse
electrolysis ` untuk menciptakan daya
listrik, yang mana dapat memanaskan air
tersebut untuk dapat diminum," lanjutnya.
Jadi, jika metode `penyulingan` air ini
terbukti bisa digunakan, nantinya para
astronot atau manusia yang berlibur di
Mars tidak usah pusing mengandalkan
solar panel untuk bisa meminum air.
Sebelumnya, Instrumen pencitraan milik
NASA, Mars Reconnaissance Orbiter,
menemukan bukti kandungan air dengan
mengidentifikasi bukti mineral terhidrasi
yang disebut perklorat, yang telah
membentuk garis-garis di lereng di
permukaan Mars.
Beberapa perklorat dapat menjaga air
dari pembekuan, bahkan pada suhu
sedingin -94 derajat Fahrenheit. Perklorat
itu membentuk garis-garis di lereng Mars
selama musim hangat planet ketika suhu
naik di atas -10 derajat Fahrenheit.
Garis-garis itu disebut recurring slope
lineae (RSL), yang kemudian menghilang
selama musim dingin.
(jek/dew)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive