"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Selasa, 01 Desember 2015

UNY Wisuda 1.773 Mahasiswa

olopos.com, SLEMANUniversitas Negeri Yogyakarta mewisuda 1.773 mahasiswanya di Gelanggang Olah Raga (GOR) UNY, Sabtu (28/112015).

Dengan rincian 13 orang (S3), 285 orang (S2), 1.195 orang S1-Kependidikan, 201 orang S1 Non-Kependidikan dan 79 orang Diploma 3 Non-Kependidikan

Rektor UNY, Profesor Rochmat Wahab dalam sambutannya mengatakan lulusan perlu melakukan eksplorasi dan pengembangkan potensi. Dengan pengembangan potensi ini orang terpelajar hadir siap sebagai subjek perubahan dan solusi terhadap berbagai persoalan, bukan lagi sebagai trouble maker.

"Proses pendidikan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu, sebagai akibat dari semua informasi yang secara berangsur-angsur sudah terdigitalisasikan," kata Rochmat.

Untuk itu Rochmat berharap wisudawan bisa menjadi pembelajar sepanjang masa, tentunya terus memperbarui pengetahuan dan kompetensinya melalui independent study. Maka diperlukan keterbukaan berpikir dan kearifan bertindak.

"Dengan begitu kita akan selalu mengikuti kemajuan teknologi, sehingga pengetahuannya memiliki relevansi yang tinggi dan dapat terhindar dari kekedaluarsaan informasi dan pengetahuan," jelas Rochmat.

Wisuda kali ini nilai tertinggi diraih Akhmad Nirwan dengan IPK 3,93 (S3) program studi Manajemen Pendidikan. Jenjang S2 ada Agus Santoso dengan IPK 3,99, program studi Pendidikan Sains. Jenjang S1 Pinkan Bening Ajuba dengan IPK 3,89, program studi Kebijakan Pendidikan dan  terakhir Zahreta Devi Maghvira dengan IPK 3,55 untuk jenjang D3, program studi Teknik Busana.

Salah satu wisudawan, Agus Santoso mengatakan  bahwa wisuda bukanlah sebuah perayaan atas fase akhir dalam belajar namun merupakan sebuah awal dari sebuah akhir.

"Hari ini adalah baru permulaan, langkah awal dari langkah-langkah besar kita. Setelah kita menyelesaikan masa studi, kita dihadapkan awal yang baru, realita yang ada di depan kita akan memberikan tantangan baru. Perjuangan ke depan meminta integritas kita untuk bisa menyinergikan idealisme dengan realita di lapangan yang sesungguhnya," kata Agus.

Agus melanjutkan perlu peningkatan keterampilan yang dimiliki dan menjadi pembelajar seumur hidup. Harapannya, dengan keterampilan dan kompetensi yang sesuai, ilmu yang digali di UNY bisa bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, bangsa dan negara. (Baca: Pengalaman Guru SM3T UNY Mengajar di Papua, Mengungsi karena Perang Suku)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive