Khulafaurrasyidin ialah para khalifah yang arif bijaksana. Merekalah pengganti Rasulullah Saw, sebagai pemimpin tertinggi kaum muslimin karena sepak terjang mereka mencontoh Nabi Muhammad Saw. Juga arah tujuannya, yaitu membawa umat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Amien
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (Th.11-13 H/632-634 M)
Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad. Nama aslinya Abdullah bin Ab Quhafah. Kemudian terkanal dengan sebutan Abu Bakar. Sedang gelar Ash-Shiddiq diberikan oleh para sahabat karena ia sangat membenarkan Rasulullah Saw.
Sejak muda Abu Bakar memang sudah akrab dengan Rasulullah. Dialah yang menemani Nabi Muhammad di Gua Hira' dan dialah yang pertama kali masuk Islam dari kalangan orang tua terhormat. Sewaktu Nabi sakit ia dipercaya para sahabat menjadi Imam Sholat. Maka pantaslah bila kaum muslimin memilihnya sebagai Khalifah pertama setelah baginda Rasulullah wafat.
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi
Kemurtadan saat itu terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan. Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang dengan 11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di Qudhla'ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam
Selanjutnya, atas usul Umar bin Khatab, Abu Bakar memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat
a. Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang penumpasan orang-orang murtad.
b. Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu penyelamatan.
c. Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Disamping itu, Abu Bakar memperluas daerah dakwah Islamiyah, antara lain ke Irak yang masa itu termasuk wilayah jajahan Persi dan ke Syam yang dibawah kekuasaan Rum. Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar pulang ke Rahmatullah pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13 H. Dalam usia 63 tahun dan dimakamkan dekat makam Rasulullah Saw. Beliau dikenang oleh para sahabat sebagai khalifah yang sangat taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbudi luhur, tidak sombong dan amat sederhana.
2. Umar Bin Khatab (Th.13-23 H/634-644 M)
Ia lebih muda 13 tahun dari Nabi Muhammad Saw. Sejak kecil ia sudah terkenal sangat cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di depan siapa pun. Tidaklah mengherankan setelah masuknya Umar ke dalam barisan orang muslim. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam, setelah masuk Islam paling berani menghancurkan musuh Islam.
Kemudian terkenallah Umar sebagai "Singa Padang Pasir", sangat disegani. Ia sangat tegas dalam mengatakan kebenaran. Oleh karenanya digelari oleh masyarakat Al-Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan antara yang benar dan yang salah . Sedemikian gigihnya Umar dalam menegakkan Syariat Islam sampai Abdullah bin Mas'ud mengatakan : "Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia," (HR.Bukhari)
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persi lainnya. Beliaulah yang pertama membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur'an.
Khalifah Umar wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama 10 tahun 6 bulan oleh tikaman pedang Abu Lu'lu'ah, seorang budak milik Al-Mughirah bin Syu'bah. Dikenang umat Islam sebagai pahlawan yang sangat sederhana dan sportif. Kata-kata beliau yang sangat terkenal, "Siapa yang melihat pada diriku membelok, maka hendaklah ia meluruskannya". Selain itu, beliau dikenal sangat menyayangi rakyat.
3. Ustman Bin Affan (Th.23-35 H/644-656 M)
Ia lima tahun lebih muda dari NAbi Muhammad Saw. Sejak muda, ia memiliki akhlak yang sangat mulia. Ia juga seorang saudagar yang kaya raya dan pendiam. Ialah yang membeli sumur Raumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amalnya hingga masyarakat menggelarinya "ghaniyyun Syakir", yaitu orang kaya yang banyak syukurnya kepada Allah Swt. Sekalipun amat kaya, Ustman tidak segan-segan turut serta berperang. Ia juga termasuk penulis wahyu yang terkenal. Karena kebaikan-kebaikannya itulah, ia dikawinkan dengan putri Nabi yang bernama Ruqaiyah. Setelah Ruqaiyah meninggal, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi yang bernama Umi Kultsum. Oleh karenanya digelari "Dzun Nurain", artinya yang mempunyai dua cahaya.
Langkah-langkah yang ditempuhnya setelah menjafi Khalifah, adalah mengganti gubernur-gubernur negara taklukan Islam yang ingin memisahkan diri setelah wafatnya Umar. Kemudian beliau memperbanyak naskah Al-Qur'an yang sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang antara lain dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basrah, dan Kufah.
Beliau wafat pada usia 82 tahun setelah memerintah selama 12 tahun. Meninggal oleh tikaman pedang Humran bin Sudan, saat beliau membaca Al-Qur'an. Jasa besar beliau memelihara kemurnian Al-Qur'an sebagaimana yang tersebar sekarang.
4. Ali Bin Abi Thalib (Th.35-40 H/656-661 M)
:Ia sepupu Nabi Muhammad. Putra dari Abu Thalib. Usianya 32 tahun lebih muda dari Nabi. Ia mendapat asuhan langsung dari beliau. Tidaklah mengherankan jika beliaulah dari golongan anak-anak pertama masuk Islam setelah Nabi diangkat menjadi Rasul. Maka, pantas bila pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas. Juga terkenal sangat teguh dalam memegang ajaran agama.
Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ini, Islam banyak mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas terbunuhnya Ustman bin Affan. Terutama dari golongan Bani Umayyah dan dari kelompok Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw. Suasana tersebut kian memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti sebagian besar pegawai pemerintahan yang telah diangkat oleh Ustman.
Setelah usaha menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas kematian Khalifah Ustman dengan jalan damai tidak berhasil, maka ditempuhlah peperangan. Pertama, terjadi perang Waq'atul Jamali atau peperangan unta antara pasukan Khalifah Ali dengan pasukan Aisyah. Perang saudara ini terjadi pada tahun 36 H/657 M akibat hasutan Abdullah bin Saba'. Dalam perang ini, pasukan Ali memperoleh kemenangan. Aisyah dikembalikan ke Madinah dengan hormat dan dimuliakan.
Perang kedua yang terjadi antara pasukan Khalifah Ali dengan pasukan golongan Umaiyyah yang dipimpin oleh Amer bin Ash. Perang ini dinamakan perang Shiffin, terjadi di dekat Sungai Furat (Ifrat) pada tahun 36 H/658 M. Menjelang kekalahannya, Amer bin Ash mengajak pasukan Ali ke meja perundingan. Siasat Amer bin Ash ini berhasil. Khalifah Ali berhasil dicopy dari jabatannya dan diangkatlah Muawiyah.
Khalifah Ali wafat pada usia 63 tahun, setelah memerintah selama 5 tahun. Ia terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljim, seorang dari aliran Khawarij, yaitu aliran yang tidak memihak pada Khalifah Ali, juga tidak merencanakan pembunuhan terhadap Khalifah Ali, Muawiyah dan Amer bin Ash. Mereka berargumentasi, jika ketiga pemimpin tersebut terbunuh, umat Islam dapat dipersatukan. (Refrensi)
Di zaman akhir ini kita patut waspada terhadap apa-apa yang bisa menjerumuskan akidah kita kedalam kesesatan yang nyata. Dimana-mana bermunculan banyak aliran agama yang melenceng dari akidah Islam yang lurus, seperti aliran Ahmadiyah yang mengaku Ghulam Ahmad sebagai nabinya, atau Pengikut salamullah yang diketuai Lia Edan (lia eden) yang mengaku bertemu malaikat jibril seperti yang dialami nabi Muhammad SAW, dan banyak aliran kesesatan yang nyata diIndonesia ini, belum lagi yang didunia, berikut ini list daftar versi MUI, berbagai aliran sesat yang terliput di Indonesia. :
1. Ahmad Sayuti mengaku Sang Nabi Baru asal Bandung
2. Ahmad Mushaddeq sang rasul
3. Lia Eden
4. Abdul Rahman
5. LDII
6. Ahmadiyah
7. NII KW IX - Al Zaytun
8. Baha'i
9. Sepilis - Sekularisme Pluralisme Liberalisme
10. Natalan/Doa Bersama
11. Sholat 2 Bahasa
12. Menembus Gelap
13. Jamaah An Nadzir
14. Al-Wahidiyah
15. Islam-Sejati
dan berikut adalah kriteria aliran sesat versi MUI :
1. Mengingkari salah satu rukun Iman dan rukun Islam.
2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (al-Qur’an dan as-Sunnah).
3. Meyakini turunnya wahyu sesudah al-Qur’an.
4. Mengingkari keaslian dan kebenaran al-Qur’an.
5. Menafsirkan al-Qur’an dengan tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan, atau merendahkan nabi dan rosul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam sebagai nabi dan rosul terakhir.
9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari’at.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i.
Disatu sisi, munculnya aliran-aliran sesat ini sangat menyedihkan dan memprihatinkan umat. Tetapi disisi yang lain, ini adalah bukti kebenaran Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Sebab, beliau telah mengabarkan kita sejak 15 abad yang silam bahwa umatnya kelak akan berselisih dan berpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya berada di neraka kecuali satu golongan yang selamat yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
“Sesungguhnya Bani Israil telah berpecah belah menjadi 72 kelompok keagamaan, dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 kelompok keagamaan. Seluruhnya berada di api neraka kecuali satu kelompok. Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Siapa satu kelompok itu wahai Rosululloh?’, maka beliau menjawab: ‘Mereka yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku.” (HR. Tirmidzi, Hakim, dan Laika’i).
Sebab utama dari maraknya penyimpangan-penyimpangan tersebut sebenarnya berakar pada dua hal, yakni:
1. Tidak mengikuti metode sahabat dalam memahami al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Berpedoman kepada sumber-sumber lain selain al-Qur’an dan as-Sunnah dalam mengambil hukum-hukum Islam, seperti akal dan lain sebagainya.
Sedangkan kedua sebab tersebut didasari oleh hawa nafsu dan kejahilan (kebodohan). supaya kita tidak terjerumus kedalam segala sesuatu yang menyesatkan maka kita perlu berpedoman hanya kepada pusaka warisan Rosululloh SAW yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah (Hadits Nabi SAW). maka bukti Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir sudah jelas yaitu bukti dalil sudah jelas dalam Al-Qur'an dan yang disabdakan nabi sebagai berikut :
“Muhammad itu bukanlah ayah dari salah seorang lelaki di antara kalian. Akan tetapi, beliau adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah terhadap segala sesuatu Maha mengetahui.” (QS. al-Ahzab: 40)
Di dalam kitab tafsirnya, Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
فهذه الآية نص في أنه لا نبي بعده، وإذا كان لا نبي بعده فلا رسول [بعده] بطريق الأولى والأحرى؛ لأن مقام الرسالة أخص من مقام النبوة، فإن كل رسول نبي، ولا ينعكس. وبذلك وردت الأحاديث المتواترة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم من حديث جماعة من الصحابة.
“Ayat ini merupakan dasar hukum yang tegas yang menyatakan bahwa tidak ada lagi nabi setelah beliau. Dan apabila tidak ada Nabi sesudahnya maka itu artinya lebih-lebih lagi tidak ada rasul [setelahnya]. Sebab kedudukan kerasulan itu lebih istimewa daripada kedudukan kenabian. Karena setiap rasul itu pasti nabi, dan tidak sebaliknya. Banyak hadits mutawatir dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melalui penuturan jama’ah para Sahabat yang telah menegaskan hal itu.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim [6/428] asy-Syamilah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
“…Aku adalah penutup nabi-nabi, [artinya] tidak ada lagi Nabi sesudahku…” (HR. Abu Dawud dll dari Tsauban radhiyallahu’anhu. al-Hafizh berkata: “Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, dinilai sahih oleh Ibnu Hibban”, lihat al-Fath [20/131] asy-Syamilah)
Penulis kitab ‘Aun al-Ma’bud syarah/keterangan atas Sunan Abu Dawud berkata:
( لَا نَبِيّ بَعْدِي ) : تَفْسِير لِمَا قَبْله
“Tidak ada lagi Nabi sesudahku; Ini merupakan tafsiran dari ucapan sebelumnya [yaitu ‘aku adalah penutup nabi-nabi’].” (‘Aun al-Ma’bud [9/292] asy-Syamilah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku adalah al-‘Aqib/yang paling belakang; al-‘Aqib yaitu [nabi] yang tidak ada lagi nabi sesudahnya.” (HR. Muslim dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu’anhu)
Berdasarkan ayat dan hadits-hadits yang agung di atas teranglah bagi kita semua kebatilan pendapat yang menyatakan bahwa masih ada nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah kebenaran, lantas apa lagi yang masih tersisa setelah kebenaran kecuali kesesatan yang nyata yang akan menjerumuskan pengikutnya kedalam kesengsaran dunia dan akhirat. Naudzubillah.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. (Refrensi : dari berbagai sumber)
Ariel dihukum 3 tahun 6 bulan dipotong masa tahanan 6 bulan. Jadi, tiga tahun ke depan, si Ariel ‘Peterporn’ akan menghuni hotel prodeo alias penjara. Itu juga kalau pelaksanaan hukum dilakukan dengan konsisten. Pada faktanya, di lapangan hukuman tiga tahun itu bisa jadi cuma ditempuh selama satu atau dua tahun saja.
Pezina cuma dihukum 3 tahun saja, cuma ada di negeri ini. Pezina banyak fans-nya dan dibela setengah mati, juga cuma ada di sini, negeri yang berasas Pancasila dan UUD 1945. Tak heran, perkosaan dan perzinaan merajalela pasca beredarnya video porno para artis tersebut. Ingat, bukan lagi diduga karena memang benar-benar merekalah pelakunya. Meskipun berulangkali si Lunmay (Luna Maya) mengatakan dirinya dan kekasih mesumnya adalah korban, sesungguhnya mereka adalah korban yang semakin tenar karena perilakunya sendiri.
Pernahkah terpikir bagi si Lunmay dan Ariel bahwa di luar sana banyak korban anak-anak usia 7 tahun yang diperkosa karena si pemerkosa meniru adegan pornonya tersebut? Pernah jugakah Ariel membayangkan anak perempuannya ada yang memperkosa karena si pemerkosa ingin meniru perbuatan mesum bapak dari anak yang diperkosa? Tak ada raut sesal dan sedih sama sekali dari wajah keduanya. Bahkan sebaliknya, mereka tak tahu malu dan seolah menantang masyarakat negeri ini bahwa perbuatan mereka sah-sah saja karena dilakukan suka sama suka.
Parahnya lagi, kelakuan tak bermoral keduanya seolah dipuja oleh para fans yang buta mata hati dan keimanannya. Usai siding keputusan hukuman Ariel, fans cewek pada berteriak histeris sambil menangis memanggil-manggil Lunmay yang pingsan. Ihh…jijik banget melihatnya. Padahal si Lunmay kenal aja enggak. Jangankan kenal, menoleh aja enggak. Ngapain juga susah-susah nangis histeris untuk pezina?
Sobat remaja, moga aja kamu bukan termasuk ke dalam barisan mereka yang mengidolai pezina apa pun itu alasannya. Yang menghargai karyanya-lah, yang itu urusan pribadinya-lah, yang mereka sebagai manusia biasa bisa membuat kesalahan-lah, dll. Masalahnya, mereka manusia biasa yang bukannya tobat karena berzina tapi malah bangga dengan perzinaan tersebut! Catat itu ya!
Remaja yang cerdas pasti ogah banget ngefans dengan pezina. Hanya remaja yang akhlaknya gak beda jauh dengan yang diidolai saja yang masih mengidolakan si Lunmay dan Ariel ini. Karena yang namanya fans pastilah menyukai apa yang ada di diri si idola termasuk kelakuan zinanya. Gak usah jauh-jauh, kamu bisa membayangkan sendiri andaikan sodara kamu ada yang dizinai sedemikian rupa, apa iya kamu masih ngefans dengan si pezina? Na’udzubillah banget kalo kamu sampe bilang iya. Nyadar oey!
Keluarga Ariel aja gak ada yang datang menyaksikan pembacaan siding keputusan hukuman salah satu anggota keluarga. Lha kok kamu yang kenal aja enggak, sodara juga bukan, mau-maunya bela-belain datang dan nangis-nangis histeris manggil-manggil si pezina. Besar kepala dua orang itu merasa diri hebat karena berzina pun tetep masih ada yang ngefans.
....Gak usah ikut-ikutan ngefans terhadap pelaku zina. Lha wong di penjara saja mereka sempat berbuat mesum dengan saling pangku-pangkuan kok. Inilah akibatnya kalo perbuatan maksiat dipuja dan disanjung, bukannya tobat malah kebablasan tingkah lakunya....
Jadi udah deh, gak usah aneh-aneh ikut-ikutan ngefans terhadap pelaku zina. Selama mereka belum taubatan nasuha (tobat sebenar-benarnya tobat dan tidak akan mengulangi lagi), yakin deh mereka akan mengulangi perbuatan yang sama. Lha wong di penjara saja mereka sempat berbuat mesum dengan saling pangku-pangkuan kok. Inilah akibatnya kalo perbuatan maksiat dipuja dan disanjung, bukannya tobat malah kebablasan tingkah lakunya. Dan ingat, bila kamu termasuk salah satu dari mereka yang tetap ngefans sama pezina, maka kamu juga turut andil dalam melestarikan kebejatan dan kemaksiatan itu. Waspadalah! [ria fariana/voa-islam.com]
Akhir-akhir ini masyarakat kita banyak dimanjakan dengan banyaknya ajang-ajang bodoh bin tidak berguna yaitu lomba sebagai batu loncatan untuk jadi orang beken alias selebritis binti Narziz. Konon, ajang ini digelar untuk menyalurkan hobi dan bakat-bakat terpendam, khususnya yang dimiliki para remaja, bahkan anak-anak yang bukan lagi remaja atau ABG juga diberi kesempatan. Ada sebuah stasiun televisi swasta yang berbaik hati menggelar ajang untuk orangtua duet bareng anaknya.
Ajang lomba yang ditawarkan juga dan bermacam-macam. Dan kontes kecantikan, putri-putrian, menyanyi, lawak, model dan segudang kontes lain. Tak jarang, bila sudah kebelet ingin menjadi artis, orang memakai jasa agency, atau mendatangi produser dan sutradara serta mau berpose apa saja, buka-bukaan memperlihatkan aurat hingga rela tak dibayar asal bisa Dilempar jadi artis bin Narziz .
Usai itu bersiaplah Iah menapak jalan gemerlap dunia tapi gelap didalam hati dan pikiran , dunia selebritis al-narsiz yang penuh keindahan semu yang bo’ongan alias tipu muslihat syetan terkutuk.
Firman Alloh :
“Dan dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dan jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. ltulah kesenangan hidupdiduniadan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik di surga.”(Ali-lmran: 14)
Panutan bernama “Selebritis”
Masyarakat kita saat ini tengah mengalami ancaman super degradasi moral secara besar-besaran bin massal. Tak cuma informasi yang buruk, dunia hiburan pun ikut menjadi alat perusak moral. Apalagi yang disuguhkan media saat ini selain hanya propaganda dunia selebritis? Informasi dan dunia hiburan tak lagi memberikan sesuatu yang bisa mendidik dan menghibur masyarakat secara sehat, tapi justru memberi pengaruh sebaliknya yaitu kebrobokan moral terjadi secara massal.
selebritis) menjelma sebagai “nabi baru” atau panutan jahiliyah modern. Segala sesuatu yang ada pada diri mereka jadi panutan. Begitu mudahnya masyarakat kita meniru mereka . Kita bias menyaksikan begitu besar dan hebatnya pengaruh selebritis di kalangan generasi muda bin ABG. Hingga tatkala sang selebritis manggung, mereka rela antri dan berdesak-desakan berjam-jam serta mengeluarkanuang yang tak sedikit alias sangat mubadzir. Mereka histeris, berteriak bahkan menangis atau pingsan (ya ampuun…. ), jika bisa menyaksikan sang idola di depan mata. Sungguh kepuasan semu yang hanya memberikan kerugian dan kemubadziran belaka, baik itu secara materi, waktu juga tenaga. Tak lebih.
Pemujaan dan pengidolaan terhadap para selebritis juga banyak terjadi tanpa mengindahkan sisi moral sang selebritis. Sementara pihak-pihak tertentu melihat peluang menggiurkan dengan menjadikan sang seleb yang tengah naik daun untuk menjadi ikon bagi produknya. Misalnya dengan menjadikannya model iklan produk tertentu, sehingga otomatis produk itu akan laris manis di pasaran dan menjadi tren bin modis di masyarakat. Muncullah peniruan besar-besaran terhadap sang idola, dan juga gaya bicara, cara berpakaian, model rambut, gaya hidup dan sebagainya tanpa mengindahkan pantas tidaknya hal tersebut, dan tanpa menimbang syar’i atau tidak.
Bisa dibayangkan betapa hebatnya pengaruh selebritis, padahal banyak dan mereka yang berkiblat pada dunia barat. Tapi, siapa yang peduli? Sementara banyak dan masyarakat kita yang hanya berpikir instant akibat pengaruh media global yang tak bertanggung jawab. Mereka terus diiming-imingi mimpi mi dan itu, hingga berkeinginan agar bisa seperti artis idolanya dan kalau perlu ikut terjun jadi selebritis. Yah….? apakah mungkin karena penyakit keluguan yang luarbiasa masyarakat Indonesia ya, Aliasnya ini merupakan penyakit moral yang sangat ganas yang tidak bias dibiarkan begitu saja.
Fenomena memuja dan mengidolakan selebritis ini akan terus berkesinambungan dengan munculnya kemerosotan moral yang semakin banyak dan membesar merembet meremen meremen kemana mana! Sungguh suatu kenyataan yang menyakitkan. Nabi baru bernama selebritis begitu mempesona banyak jiwa. Para penggemarnya dibuat lalai dan mengingat Allah, jatuh bangun sampai lupa dirinya itu siapa dan apa tujuannya hidup didunia, Naudzu billahi min dzalik.Semoga kita tidak termasuk kaum tersebut.
Secara naluri, siapa yang tidak tertanik dengan materi dan glamournya hidup yang bisa diperoleh dan dinikmati dan dunia seleberitis? Jangankan kita, orang awam dengan modal agama yang paspasan. Yang katanya ustadz dan da’i (mungkin da’i-da’ian kali ya) saja, yang tentunya pengetahuan syariatnya lebih dan kita, ikut-ikutan terjun jadi selebritis.
Mereka ikut “ngartis’ main sinetron juga nyanyi! Saking semangatnya, katanya sih untuk melebarkan dakwah (ini alasan yang tidak masuk akal). Pak ustadz ini memproduksi filmnya sendiri hingga dibela-belain membuat rumah produksi. Begitulah, dunia selebritas dan pundi-pundi materi juga ketenarannya yang serba maksiat. Bisa memerangkap siapa saja, meski mereka tahu atau pura-pura tidak tahu banyak penyelewengan syaniat dalam dunia selebritis.
Gemerlapnya dunia selebritis memang hebat dan meninggalkan kesan “wah “ bagi para pemuja dunia.Tak heran meneka yang terlanjur terbelenggu iming-iming dunia tak peduli bahwa dunia artis secara langsung ataupun tidak langsung ikut ambil bagian dan turut bertanggung jawab kepada banyaknya kebobrokan moral. Kita ambil contoh, akting yang dilakukan artis dalam film atau sinetron hanyalah pura-pura dan bohong. Namun bisa memancing emosi penonton hingga tergerak menirunya.
Misal adegan kriminal, korupsi, perkosaan, adegan seks dan gaya hidup bebas lain, salah satu contoh terpopuler saat ini adalah menyebarnya dan sangat pesatnya sebaran video porno Peter Porn dengan kedua perempuan main lawannya, entah itu memang skenario mereka untuk kembali mentenarkan mereka yang tadinya melegenda . Seperti penjualan album peterPorn yang mencapai jutaan keping CD mereka, bahkan merupakan penjualan album terbanyak diIndonesia sehingga mereka tenar sekali dikenal seluruh masyarakat bahwa mereka adalah group band popular masa kini sehingga baik penampilan dan gayanya ditiru oleh generasi muda saat itu.
Selang waktu kemudian mereka kelihatannya meredup dan tidak setenar masa lalunya, sehingga mungkin biar mereka tenar, maka mereka membuat sesuatu yang akan sangat menggegerkan masyarakat bahkan dunia walaupun resikonya merendahkan martabat manusia mereka yaitu beredarnya video porno milik mereka, dimana mana video ini dijual secara sembunyi-sembunyi dalam bentuk VCD atau DVD dengan harga belasan ribu, sehingga banyak dijangkau masyarakat awam tidak tahu apapun, secara sengaja atau tidak mengkonsumsi video porno ini yang dampaknya tentunya luar biasa jeleknya. inilah keparatnya makhluk macam selebritis.
Apa dampaknya dari video tersebut, jangan ditanya lagi dampaknya lebih mengerikan daripada yang kita duga. ternyata korbannya adalah kebanyakan anak seusia Sekolah dasar, bahkan yang diekspos telah mencapai puluhan korban pencabulan oleh anak seusia 11 tahun dan korbannya adik kelasnya yang duduk di kelas 5 atau kelas 6 SD setelah menonton video tersebut mereka meniru adegan persis yang dilakukan artis biadab tersebut, sehingga mau tak mau anak usia sekarang harus mengalami kebrobrokan moral yang mengerikan dan pendewasaan lebih awal.
Takmustahil,sedikitdemi sedikit “didikan” dari dunia pura-pura (dunia artis bin narziz) ini direalisasikan dalam kehidupan nyata. Langkah lebih jauh, dunia acting bukan saja bisa mempengaruhi sikap dan gaya hidup seseorang, bahkan bias mempengaruhi idiologi bahkan keyakinan seseorang. Contoh lain adalah iklan yang dibintangi antis terkenal, bias memancing sikap konsumtif dan pemborosan tiada terkendali dan menumbuhkan rasa tak percaya diri. Hingga kita mengeluarkan uang untuk hal yang tidak perlu dan sia-sia bin berlebihan dalam pengeluaran.
Padahal Rasulullah melarang ni bisa memancing frustasi, rasa serba kurang, minder, tidak puas dengan apa yang dimiliki serta selalu kompetitif dalam hal negatif. Karenanya hendaknya kita bertakwa dan berpikir dewasa hingga kita tenteram dan tak resah. Yang menurut saya aneh adalah jaman sekarang ini justru orang tua yang jadi panutan generasi Muda malahan nyontoh prilaku generasi muda sendiri yang hidupnya hanya serba galmor dan sia-sia penuh maksiat, kalau begitu bagaimana nasib generasi yang akan datang, Naudzubillah.
Firman Alloh :
“Barangsiapa bertakwa pada Allah akan dijadikan semua perkaranya menjadi mudah.”(Ath-Thalaq: 4)
Dunia artis adalah dunia yang glamour tidak bertujuan hidup. Yang tak kuat akan terjebak di dalamnya, sebab di sanalah berpusat segala kebobrokan moral dan jurang segala kemaksiatan seperti aurot diumbar besar-besaran, gaya hidup bebas, Penyalahgunaan obat terlarang, free sex, minuman keras dan penyelewengan terhadap berbagai norma agama yang lain. Sebagai sosok yang dipenuhi materi dan topeng rupa yang menawan atau kalau pelawak topeng muka codot “. seorang selebritis memang bisa melakukan apa saja dengan materi yang dimilikinya apalagi berhala sekarang adalah harta. Maka apa jadinya jika sosok bobrok seperti mi dijadikan idola. Bisamditebak, kebobrokan moral makin merajalela karena masyarakat berguru pada orang yang salah.
Gaya busana yang tak lagi memenuhi syarat syar’i, tak peduli akibatnya. wanita-wanita telanjang ataupun setengah telanjang banyak kita temui dalam dunia artis. Aurat dibiarkan terbuka hingga dengan leluasa menjadi santapan mata-mata penuh nafsu syeiton. Harga diri dan rasa malu tak lagi berharga dan diobral murah. Mereka seolah tak takut pada sanksi dan Azab dari Allah. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,
“Siapa pun wanita yang melepaskan pakaiannya (menampakkan auratnya) bukan dirumahnya sendiri, maka Allah akan merobek tirai kehormatannya (tidak ada penyelamat baginya. “ (Riwayat Ahmad, At-Tabrani, dan Al-Hakim)
Selain itu, dalam dunia artis juga banyak terjadi tabarruj dan ikhtilat, pacaran serta hubungan bebas di luar nikah, apapun caranya entah itu 180 derajat melenceng dari norma agama tidak mereka perdulikan, yang penting asal tenar tidak karuan, hingga akibat menimpa mereka belum jera sama sekali. Para selebritis tanpa beban dan malu berpelukan atau berciuman dengan lawan jenis di depan umum. Zina sudah sangat dianggap hal biasa dalam duniaselebnitis, inikah panutan masyarakat sekarang, pantas sajalah kalau akhir-akhir ini banyak kasus perkosaan dan sebagainya tidak lain adalah dampak dari televise yang berisi dunia setan. “Semua yang ada dijelas menyimpang dan syariat.
Ø Rasulullah bersabda,
ditusuk Jarum dari besi adalah lebih baik daripada menyentuh seseorang yang bukan mahramnya.” (Riwayat Tabrani)
Ø Firman Alloh :
“Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu sesuatu perbuatanyang keji dan Jalan yang buruk.”(AI-lsraa’: 32)
Dalam dunia artis pun, agama dijadikan olok-olok , topeng ketenaran dan diselewengkan. Banyak film mistis yang di dalamnya menampilkan sosok ulama, yang selalu berskenario dalam peran si pengusir setan (bukankah setannya dia sendiri.. haha) di sisi lain film yang sama ada adegan umbar aurat dan sosok mbah dukun. Belum lagi sosok si artis yang tanpa beban membuka jilbab. Hal ini sangat menyakitkan, tak peduli meski ia mengaku sudah menyandang predikat haji (maklum gelar haji seklarang jadi tren). Masih banyak lagi penyimpangan dan pelecehan yang terjadi dalam dunia selebritis. Uraian di atas hanyalah sebagian kecil, jika dijabarkan 1000 halaman buku tak cukup membahas masalah ini karena saking kompleksnya. Belum lagi efek-efek negatif yang ditimbulkan dan maraknya dunia selebritis terhadap si artis sendiri ataupun masyarakat.
Ditambah lagi konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan selebritis di akhirat kelak. Bukankah telah ada ancaman bagi wanita pelaku maksiat yang suka berlenggak lenggokdan pamer aurat, bahwa mereka akan diadzab sekeras-kerasnya dan tidak akan mencium baunya surga? Jadi, masihkah menjadi seorang selebritis jadi impian? Jika anda mampu berpikir logis dan lebih dewasa maka sesungguhnya Impian sesungguhnya dunia ini adalah beramal sholih sebanyak mungkin untuk bekal akhirat bukan meniru tren gaya artis makhluk narziz yang prilakunya sangat tidak karuan dan penuh kemaksiatan.(Refrensi : Majalah_keluarga Islam)
sudah jelas sekali bahwa merayakan hari valentine bagi umat islam adalah dilarang atau HARAM , apalagi tidak ada dasar yang jelas bagi ritual ini. selain itu perayaan ini temasuk bid'ah yang amat buruk, apalagi bid'ah yang buruk ! bid'ah yang baik (amalan baru yang tidak diajarkan Rosululloh SAW tetapi merupakan amalbaik) saja tidak mendapatkan pahala bahkan dosa, apalagi bid'ah yang mengajarkan budaya hidup keji (Zina bebas) semacam ini..!! tentunya itu merupakan dosa besar yang besar
Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
artinya kita tidak boleh mengikuti dari cara berpakaian sampai budaya mereka yang kotor, karena jelas hukumnya mengikuti orang yahudi atau nasrani itu haram
sabda Rasululloh :
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“
jadi sudah cukup penjelasan bahwa memang banyak umat islam yang merayakan hari perzinaan ini adalah merupakan salah satu tanda kiamat.
sabda Rosulluloh :
"Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang,sehingga hanya Alloh sajalah yang di ibadahi,tidak ada sekutu bagi-Nya.Dan dijadikan rizkiku di bawah bayang-bayang tombak dan dijadikan kehinaan dan kerendahan atas yang menyelisihi perintahku.Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut." (HR.Ahmad dari Abdullah bin Umar R.A)
HADITS ini menjelaskan bahwa umat islam yang mengikuti budaya kaum kafir laknatulloh ini, tentu saja bukan orang islam lagi karena kata Rosululloh "Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut." jadi orang yang merayakan hari valentine, perayaan tahun baru, natal , imlek dan sebagainya adalah termasuk orang nasrani atau yahudi. Naudzubillah . semoga Alloh meyelamatkan kita dari kaum kafir.
jelas lagi bahwa valentine adalah hari raya orang Nasrani yang bersifat merusak moral. sebagai orang islam yang baik dan lurus sebaiknya kita jauhi perbuatan dan budaya orang kafir supaya kita selamat dunia dan akhirat.
terima kasih atas segala perhatian mohon maaf atas segala kekurangan, kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan . Jazakumulloh khoiron katsiro.
Gambar penyihir yang sering tampil dilayar televisi
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Firman Allah Ta’ala : Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar dengan sihir, maka tidak akan mendapatkan bagian di akherat. Mereka beriman kepada jibt dan thaghut. Menurut ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu: Jibt ialah sihir, sedangkan thaghut ialah syaitan. Kata Jabir: Thaghut-thaghut ialah para tukang ramal yang didatangi syaitan; pada setiap kabilah ada seorang tukang ramal. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran. Para sahabat bertanya: Apakah ketujuh perkara itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab: Yaitu: syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakai harta anak yatim, membelot dalam peperangan dan melontar tuduhan zina terhadap wanita yang terjaga dari perbuatan dosa, tidak tahu-menahu dengannya dan beriman . Diriwayatkan hadits marfu’ dari Jundab: Hukuman bagi tukang sihir ialah dipenggal lehernya dengan pedang. Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari Bajalah bin ‘Abdah, ia berkata: Umar bin Al-Khaththab telah menetapkan perintah, yaitu: Bunuhlah tukang sihir laki-laki maupun perempuan. Kata Bajalah selanjutnya: Maka kami pun melaksanakan hukuman mati terhadap tiga tukang sihir perempuan. Dan diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa Hafshah Radhiyallahu ‘anha telah memerintahkan agar seorang budak perempuan miliknya yang telah menyihirnya dihukum mati, maka dilaksanakanlah hukuman tersebut terhadap budak perempuan itu. Demikian pula diriwayatkan dari Jundab. Kata Imam Ahmad: Diriwayatkan dalam hadits shahih, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir, telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kandungan tulisan ini:
Tafsiran ayat dalam surah Al-Baqarah. Ayat pertama menunjukkan bahwa sihir haram hukumnya dan pelakunya kafir; disamping mengandung suatu ancaman berat bagi orang yang berpaling dari Kitabullah dan mengamalkan amalan yang tidak bersumber darinya.
Tafsiran ayat dalam surah An-Nisa’. Ayat yang kedua menunjukkan bahwa ada diantara umat ini yang beriman kepada sihir , sebagaimana Ahli Kitab beriman kepadanya; karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa akan ada di antara umat ini yang mengikuti umat-umat sebelumnya.
Pengertian jibt dan thaghut, serta perbedaan antara keduanya.
Thaghut, bisa jadi dari jenis jin dan bisa jadi dari jenis manusia.
Mengetahui tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran, yang telah dilarang secara khusus.
Tukang sihir adalah kafir. Tukang sihir menjadi kafir karena dua sebab: pertama, menggunakan syaitan; dan kedua karena mengaku tahu perkara ghaib.
Tukang sihir dihukum mati tanpa diminta untuk bertaubat.
Jika praktek sihir telah ada di kalangan kaum muslimin pada masa khilafah ‘Umar, bisa dibayangkan bagaimana pada masa sesudahnya? Dikutip dari buku: Kitab Tauhid karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Penerbit: Kantor Kerjasama Da’wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H. Sumber Hukum Sihir : http://assunnah.or.id
saudaraku mukmin dan mukminat yang dirahmati Alloh, marilah kita renungkan sejenak apa yang telah kita lakukan hari ini, Apakah sudah cukup amalan kita untuk bekal diakhirat, atau justru malah banyak melakukan perbuatan sia-sia yang akan membuat kita benar-benar merugi nantinya. dibawah ini adalah sedikit kajian Qur'an yaitu surat al Ashr ayat 1 sampai 3 yang memperingatkan kita bahwa kita memang selalu dalam kerugian. Tentang tulisan ini sedikit sekali penjelasan ayat tersebut, apalagi penjelasan ini hanyalah sepengetahuan saya yang sangat awam dalam hal ilmu agama , sehingga bila banyak kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi, karena jika dijabarkan ayat al-quran itu tidak akan pernah habis maknanya atau tafsirannya hingga seluruh lautan dijadikan tinta, pohon-pohon sebgai penanya dan langit sebagai kertasnya, benar-benar kalimat Alloh itu tidak akan pernah habis. Dalam Qs.Al-'Ashr ini Allah berfirman, Bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang yang beriman dan saling sehat menasehati dalam kebaikan bukan dalam kemaksiatan dan hawa nafsu setan yang serakah dan merusak.
بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
وَالْعَصْرِ
1. Demi waktu,
'Ashr berarti 'waktu, zaman', atau 'sore, mundurnya hari'. Masa seluruhnya ini, waktu-waktu yang kita lalui dalam hidup kita, zaman demi zaman, masa demi masa, dalam bahasa Arab `Ashr juga sebutannya. Berputarlah dunia ini dan berbagailah masa yang dilaluinya; suka dan duka, naik dan turun, masa muda dan masa tua. Ada masa hidup, kemudian mati dan tinggallah kenang-kenangan ke masa lalu.
Diambil Tuhanlah masa menjadi sumpah, atau menjadi sesuatu yang mesti diingat-ingati. Kita hidup di dunia ini adalah melalui masa. Setelah itu kita pun akan pergi. Dan apabila kita telah pergi, artinya mati, habislah masa yang kita pakai dan yang telah lalu tidaklah dapat diulang lagi, dan masa itu akan terus dipakai oleh manusia yang tinggal, silih berganti, ada yang datang dan ada yang pergi. Diperingatkanlah masa itu kepada kita dengan sumpah, agar dia jangan disia-siakan, jangan diabaikan. Sejarah kemanusiaan ditentukan oleh edaran masa.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.
Berdasarkan kenyataan bahwa kita menjalani waktu dalam kehidupan, ternyata manusia selalu dalam keadaan rugi, berbagai aktivitas yang merujuk pada duniawi semata ternyata merupakan kerugian yang nyata. Dan berdasarkan kenyataan hidupnya, ternyata sifat rendah manusia itu merugikan. Khusr berarti 'kerugian, pengurangan'. Manusia memiliki sifat bingung dan tidak pernah puas, ia berayun dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu ketidakpuasan ke ketidakpuasan lainnya, dari satu ilusi ke ilusi lainnya.
Kehidupannya tidak memuaskan karena ia tidak bisa beristirahat, atau memperoleh kedamaian dan ketenangan di dalamnya karena sifat dasar manusia yang tidak puas itulah manusia akan disibukan dengan urusan duniawi bagaimana supaya dirinya puas dengan segala yang dia cari seperti harta benda, pangkat dan jabatan, akan tetapi sebesar apapun yang manusia cari tidak pernah membuatnya puas malahan semakin membuat keadaannya tersiksa. Bagaimana tidak ? segala sesuatu yang kita cari harta, benda, pangkat, jabatan, kedudukan dan sebgainya ternyata hanya membuat sibuk dan sibuk lupa segalanya lupa anak lupa keluarga lupa ibadah sampai lupa hakikat tujuan hidup yang sebenarnya yaitu kehidupan akhirat.
Itulah keadaan normal dari kehidupan dunia ini, dengan kegiatan-keiatannya yang meletihkan manusia. Urusan yang ini sudah selesai, lalu permasalahan yang lain muncul lagi begitu seterusnya tidak akan pernah habis sampai manusia menemui ajalnya, sampai akhiratnya tidak pernah diperhatikan, padahal kita hidup didunia ini adalah untuk mencari bekal amal baik sebanyak banyaknya untuk kehidupan yang abadi diakhirat.
Apalagi diakhirat, didunia saja kita termasuk yang merugi karena kesibukan duniawi yang tidak akan membuat kita senang ataupun membuat bahagia atau mencapai kepuasan justru semakin kita mengurusi duniawi maka akan semakin membuat kita pusing dan tersiksa, artinya walaupun harta banyak, pangkat tinggi, rumah mewah, memiliki perusahaan besar dimana-mana, istrinya cantik-cantik, dan kesenagangan duniawi lainnya, tidak akan membuat kita senang dan bahagia sebelum kita selalu bersyukur atas apa yang telah di berikan Alloh kepada kita selama ini dan hidup ini selalu berprinsip kepada ajaran Islam yaitu selalu berbuat amal kebaikan untuk bekal akhirat, dan tidak terlalu menyibukan diri dalam urusan duniawi yang tidak akan pernah ada habisnya.
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.
Orang-orang ini dikecualikan karena mereka akan berusaha melebihi keadaan alamiahnya. Secara logis, tidak ada yang salah apabila terjadi kemunduran pada kondisi manusia, sebagaimana digambarkan tadi. Karena, kemunduran itu mengikuti busur alamiah dari penciptaan. Kita harus ingat bahwa Allah mengatakan dalam sebuah hadis kudsi, 'Apa yang salah pada hamba-hamba-Ku? Mereka berdoa kepada-Ku, meminta kemudahan dan kesenangan di dunia ini, dan Aku tidak menciptakannya untuk itu!'
Begitu kita menyadari keadaan rugi ini maka kita dapat membebaskan diri dari situasi tersebut melalui ketaatan beribadah dan amal sholih sebanyak-banyaknya, tidak melalui penelitian atau tindakan langsung terhadap kehidupan atau mencoba mengendalikan kehidupan. Hanya melalui ketaatan kepada-Nya bukan berarti melarikan diri dari masalah melainkan keyakinan bahwa yang ada di balik penciptaan benar-benar aman akan diperoleh keuntungan yang mutlak. Jalan menuju kebenaran itu adalah melalui keyakinan yang didasarkan pada ilmu (iman), dan amal saleh.
Termasuk dalam panggilan salat adalah ungkapan hayya 'ala al-falah (mari menuju keberhasilan). Panggilan ini mengajak kita untuk meraih keberhasilan yang timbul dari ketundukkan kepada dilema keadaan manusia yang merugi. Dari keadaan bingung dan rugi yang biasa, keberhasilan bisa terwujud pertama-tama melalui keyakinan batin bahwa kita bisa berhasil bahwa kita dapat mengatasi keadaan tidak melalui materi duniawi atau dengan menguasai , tapi dengan mengubah sikap kita. Kita tidak dapat mengubah sifat dunia, sebesar apa pun upaya kita. Kekuatan semata tidaklah dapat mengatasi keadaan kecuali dengan mengubah arah batin, yaitu mewujudkan iman ke dalam amal saleh.
Washa berarti 'memperingatkan, melarang, memerintahkan, menasihati'. Kata benda turunan, washiyah berarti 'kemauan', yakni perintah yang terakhir dan terpenting yang ditinggalkan seseorang. Kata kerja di sini diungkapkan dalam bentuk jamak karena berkenaan dengan manusia. Implikasinya adalah bahwa guna mengatasi keadaan normal keduniawian maka kita harus melibatkan orang lain; masalah keduniawian tidak dapat diselesaikan melalui pengasingan diri. Juga berarti bahwa di antara orang lain dalam kesatuan sosial ada ukuran yang dapat kita jadikan sebagai patokan untuk mengukur diri. Jika kita hidup bersama sekelompok orang yang berorientasi pada kebenaran dan saling memikirkan, maka kedustaan dan kemunafikan kita akan terungkap.
Fondasi dari semua ini adalah shabr, 'kesabaran', karena Allah adalah Yang Mahasabar, al-Shabur. Allah berada di luar waktu. Kesabaran berarti menyusutkan waktu. Umpamanya, jika kita ingin memakan buah mentah sebelum waktunya dan kita tahu harus menunggu tujuh hari sebelum buah itu siap dimakan, maka kita siap untuk menunggu. Yang harus kita lakukan adalah membekukan waktu seminggu menjadi 'waktu nol'. (Kita menunggu sampai waktu yang seminggu itu habis dijalani.).
Surah ini dimulai dengan 'ashr dan diakhiri dengan shabr dan menunjukkan kepada kita bahwa waktu berasal dari Allah, dari Yang Tak Berwaktu. Surah ini mulai dengan apa yang kita alami, berbagai peristiwa yang berubah-ubah dan bersifat siklis, dan berakhir dengan fondasi, yang tak tergoyahkan dan tak berubah: shabr (kesabaran). Ketika Sembilan Puluh Sembilan Nama dituliskan atau dibacakan, maka Nama al-Shabur selalu yang terakhir, karena Sifat itu merupakan fondasi untuk penciptaan.
penjabaran lainya Surat Al-Ashr :
"Demi masa!" (ayat 1). Atau demi waktu `Ashar, waktu petang hari seketika bayang-bayang badan sudah mulai lebih panjang daripada badan kita sendiri, sehingga masuklah waktu sembahyang `Ashar. Maka terdapatlah pada ayat yang pendek ini dua macam tafsir. Syaikh Muhammad Abduh menerangkan di dalam Tafsir Juzu' `Amma bahwa telah teradat bagi bangsa Arab apabila hari telah sore, mereka duduk bercakap-cakap membicarakan soal-soal kehidupan dan ceritera-ceritera lain yang berkenaan dengan urusan sehari-hari. Karena banyak percakapan yang melantur, keraplah kejadian pertengkaran, bersakit-sakitan hati sehingga menimbulkan permusuhan. Lalu ada yang mengutuki waktu 'Ashar (petang hari), mengatakan waktu 'Ashar waktu yang celaka, atau naas, banyak bahaya terjadi di waktu itu. Maka datanglah ayat ini memberi peringatan "Demi 'Ashar", perhatikanlah waktu 'Ashar. Bukan waktu `Ashar yang salah. Yang salah adalah manusia-manusia yang mempergunakan waktu itu dengan salah. Mempergunakannya untuk bercakap yang tidak tentu ujung pangkal. Misalnya bermegah-megah dengan harta, memuji diri, menghina merendahkan orang lain. Tentu orang yang dihinakan tiada terima, dan timbullah silang sengketa. Lalu kamu salahkan waktu 'Ashar, padahal kamulah yang salah. Padahal kalau kamu percakapkan apa yang berfaedah, dengan tidak menyinggung perasaan teman dudukmu, tentulah waktu `Ashar itu akan membawa manfaat pula bagimu. Inilah satu tafsir. Tafsir yang lain; "Demi Masa!" Masa seluruhnya ini, waktu-waktu yang kita lalui dalam hidup kita, zaman demi zaman, masa demi masa, dalam bahasa Arab `Ashr juga sebutannya. Berputarlah dunia ini dan berbagailah masa yang dilaluinya; suka dan duka, naik dan turun, masa muda dan masa tua. Ada masa hidup, kemudian mati dan tinggallah kenang-kenangan ke masa lalu. Diambil Tuhanlah masa menjadi sumpah, atau menjadi sesuatu yang mesti diingat-ingati. Kita hidup di dunia ini adalah melalui masa. Setelah itu kita pun akan pergi. Dan apabila kita telah pergi, artinya mati, habislah masa yang kita pakai dan yang telah lalu tidaklah dapat diulang lagi, dan masa itu akan terus dipakai oleh manusia yang tinggal, silih berganti, ada yang datang dan ada yang pergi. Diperingatkanlah masa itu kepada kita dengan sumpah, agar dia jangan disia-siakan, jangan diabaikan. Sejarah kemanusiaan ditentukan oleh edaran masa. "Sesungguhnya manusia itu adalah di dalam kerugian." (ayat 2). Di dalam masa yang dilalui itu nyatalah bahwa manusia hanya rugi selalu. Dalam hidup melalui masa itu tidak ada keuntungan sama-sekali. Hanya rugi jua yang didapati: Sehari mulai lahir ke dunia, di hari dan sehari itu usia sudah kurang satu hari. Setiap hari dilalui, sampai hitungan bulan dan tahun, dari rnuda ke tua, hanya kerugian jua yang dihadapi. Di waktu kecil senanglah badan dalam pangkuan ibu, itu pun rugi karena belum merasai arti hidup. Setelah mulai dewasa bolehlah berdiri sendiri, beristeri atau bersuami. Namun kerugian pun telah ada. Sebab hidup mulai bergantung kepada tenaga dan kegiatan sendiri, tidak lagi ditanggung orang lain. Sampai kepada kepuasan bersetubuh suami isteri yang berlaku dalam beberapa menit ialah untuk menghasil anak yang akan dididik dan diasuh, menjadi tanggungjawab sampai ke sekolahnya dan pengguruannya untuk bertahun-tahun. Di waktu badan masih muda dan gagah perkasa harapan masih banyak. Tetapi bilamana usia mulai lanjut barulah kita insaf bahwa tidaklah semua yang kita angankan di waktu muda telah tercapai. Banyak pengalaman di masa muda telah menjadi kekayaan jiwa setelah tua. Kita berkata dalam hati supaya begini kerjakan, jangan ditempuh jalan itu, begini mengurusnya, begitu melakukannya. Pengalaman itu mahal sekali. Tetapi kita tidak ada tenaga lagi buat mengerjakannya sendiri. Setinggi-tingginya hanyalah menceriterakan pengalaman itu kepada yang muda. Sesudah itu kita bertambah nyanyuk, bertambah sepi; bahkan kadang-kadang bertambah menjadi beban berat buat anak-cucu. Sesudah itu kita pun mati! Itu kalau umur panjang. Kalau usia pendek kerugian itu akan lebih besar lagi. Belum ada apa-apa kita pun sudah pergi. Kerugianlah seluruh masa hidup itu. Kerugian! "Kecuali orang yang beriman." (pangkal ayat 3). Yang tidak akan merasakan kerugian dalam masa hanyalah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa hidupnya ini adalah atas kehendak Yang Maha Kuasa. Manusia datang ke dunia ini sementara waktu; namun masa yang sementara itu dapat diisi dengan baik karena ada kepercayaan; ada tempat berlindung. Iman menyebabkan manusia insaf dari mana datangnya. Iman menimbulkan keinsafan guna apa dia hidup di dunia ini, yaitu untuk berbakti kepada Maha Pencipta dan kepada sesamanya manusia. Iman menimbulkan keyakinan bahwasanya sesudah hidup yang sekarang ini ada lagi hidup. Itulah hidup yang sebenarnya, hidup yang baqa. Di sana kelak segala sesuatu yang kita lakukan selama masa hidup di dunia ini akan diberi nilainya oleh Allah. "Dan beramal yang shalih," bekerja yang baik dan berfaedah. Sebab hidup itu adalah suatu kenyataan dan mati pun kenyataan pula, dan manusia yang di kekling kita pun suatu kenyataan pula. Yang baik terpuji di sini, yang buruk adalah merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. Sinar Iman yang telah tumbuh dalam jiwa itu dan telah menjadi keyakinan, dengan sendinnya menimbulkan perbuatan yang baik. Dalam kandungan perut ibu tubuh kita bergerak. Untuk lahir ke dunia kita pun bergerak. Maka hidup itu sendiri pun adalah gerak. Gerak itu adalah gerak maju! Berhenti sama dengan mati. Mengapa kita akan berdiam diri? Mengapa kita akan menganggur? Tabiat tubuh kita sendiri pun adalah bergerak dan bekerja. Kerja hanyalah satu dari dua, kerja balk atau kerja jahat. Setelah kita meninggalkan dunia ini kita menghadapi dua kenyataan. Kenyataan pertama adalah sepeninggal kita, yaitu kenang-kenangan orang yang tinggal. Dan kenyataan yang kedua ialah bahwa kita kembali ke hadhirat Tuhan. Kalau kita beramal shalih di masa hidup, namun setelah kita mati kenangan kita akan tetap hidup berlama masa. Kadang-kadang kenangan itu hidup lebih lama daripada masa hidup jasmani kita sendiri. Dan sebagai Mu'min kita percaya bahwa di sisi Allah amalan yang kita tinggalkan itulah kekayaan yang akan kita hadapkan ke hadapan Hadhrat llahi. Sebab itu tidaklah akan rugi masa hidup kita. "Dan berpesan-pesanan dengan Kebenaran.'' Karena nyatalah sudah bahwa hidup yang bahagia itu adalah hidup bermasyarakat. Hidup nafsi-nafsi adalah hidup yang sangat rugi. Maka hubungkanlah tali kasih-sayang dengan sesama manusia, beri-memberi ingat apa yang benar. Supaya yang benar itu dapat dijunjung tinggi bersama. ingat-memperingatkan pula mana yang salah, supaya yang salah itu sama-sama dijauhi. Dengan demikian beruntunglah masa hidup. Tidak akan pernah merasa rugi. Karena setiap peribadi merasakan bahwa dirinya tidaklah terlepas dari ikatan bersama. Bertemulah pepatah yang terkenal: "Duduk seorang bersempit-sempit, duduk ramai berlapang-lapang." Dan rugilah orang yang menyendiri, yang menganggap kebenaran hanya untuk dirinya seorang. "Dan berpesan-pesanan dengan Kesabaran. " (ujung ayat 3). Tidaklah cukup kalau hanya pesan-memesan tentang nilai-nilai Kebenaran. Sebab hidup di dunia itu bukanlah jalan datar saja. Kerapkali kaki ini terantuk duri, teracung kerikil. Percobaan terlalu banyak. Kesusahan kadang-kadang sama banyaknya dengan kemudahan. Banyaklah orang yang rugi karena dia tidak tahan menempuh kesukaran dan halangan hidup. Dia rugi sebab dia mundur, atau dia rugi sebab dia tidak berani maju. Dia berhenti di tengah perjalanan. Padahal berhenti artinya pun mundur. Sedang umur berkurang juga. Di dalam al-Quran banyak diterangkan bahwa kesabaran hanya dapat dicapai oleh orang yang kuat jiwanya, (Surat Fushshilat; 41; 35). Orang yang lemah akan rugilah. Maka daripada pengecualian yang empat ini: (1) Iman, (2) Amal shalih, (3) Ingat-mengingat tentang Kebenaran, (4) Ingat-mengingat tentang Kesabaran, kerugian yang mengancam masa hidup itu pastilah dapat dielakkan. Kalau tidak ada syatat yang empat ini rugilah seluruh masa hidup. Ibnul Qayyim di dalam kitabnya "Miftahu Daris-Sa'adah" menerangkan; "Kalau keempat martabat telah tercapai oleh manusia, hasillah tujuannya menuju kesempumaan hidup. Pertama: Mengetahui Kebenaran. Kedua: Mengamalkan Kebenaran itu. Ketiga: Mengajarkannya kepada orang yang belum pandai memakaikannya. Keempat: Sabar di dalam menyesuaikan diri dengan Kebenaran dan mengamalkan dan mengajarkannya. Jelaslah susunan yang empat itu di dalam Surat ini. Dalam Surat ini Tuhan menerangkan martabat yang empat itu. Dan Tuhan bersumpah, demi masa, bahwasanya tiap-tiap orang rugilah hidupnya kecuali orang yang beriman. Yaitu orang yang mengetahui kebenaran lalu mengakuinya. Itulah martabat pertama. Beramal yang shalih, yaitu setelah kebenaran itu diketahui lalu diamalkan; itulah martabat yang kedua. Berpesan-pesanan dengan Kebenaran itu, tunjuk menunjuki jalan ke sana. Itulah martabat ketiga. Berpesan-pesanan, nasihat-menasihati, supaya sabar menegakkan kebenaran dan teguh hati jangan bergoncang. Itulah martabat keempat. Dengan demikian tercapailah kesempumaan. Sebab kesempumaan itu ialah sempurna pada diri sendiri dan menyempumakan pula bagi orang lain. Kesempurnaan itu dicapai dengan kekuatan ilmu dan kekuatan amal. Buat memenuhi kekuatan ilmiah ialah iman. Buat peneguh kekuatan amaliah ialah berbuat amal yang shalih. Dan menyempumakan orang lain ialah dengan mengajarkannya kepada mereka dan mengajaknya bersabar dalam berilmu dan beramal. Lantaran itu meskipun Surat ini pendek sekali namun isinya mengumpulkan kebajikan dengan segala cabang rantingnya. Segala pujilah bagi Allah yang telah menjadikan kitabnya mencukupi dari segala macam kitab, pengobat dari segala macam penyakit dan penunjuk bagi segala jalan kebenaran." Sekian kita salin dari Ibnul Qayyim. Ar-Razi menulis pula dalam tafsimya: "Dalam Surat ini terkandung peringatan yang keras. Karena sekalian manusia dianggap rugilah adanya, kecuali barangsiapa yang berpegang dengan keempatnya ini. Yaitu: Iman, Amal Shalih, Pesan-memesan kepada Kebenaran dan Pesan-memesan kepada Kesabaran. Itu menunjukkan bahwa keselamatan hidup bergantung kepada keempatnya, jangan ada yang tinggal. Dan dapat juga diambil kesimpulan dari Surat ini bahwa mencari selamat bukanlah untuk diri sendiri saja, melainkan disuruh juga menyampaikan, atau sampai menyampaikan dengan orang lain. Menyeru kepada Agama, Nasihat atas Kebenaran, Amar ma'ruf nahyi munkar, dan supaya mencintai atas saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya. Dua kali diulang tentang pesan-memesan, wasiat mewasiati, karena pada yang pertama menyerunya kepada jalan Allah dan pada yang kedua supaya berteguh hati menjalankannya. Atau pada yang pertama menyuruh dengan yang ma'ruf dan pada yang kedua mencegah dari yang munkar. Di dalam Surat Luqman, 21; 17 dengan terang-terang ditulis wasiat Luqman kepada anaknya agar dia suka menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan bersabar atas apa pun jua yang menimpa diri. Menurut keterangan Ibnu Katsir pula di dalam tafsirnya: "Suatu keterangan daripada ath-Tabrani yang ia terima dari jalan Hamaad bin Salmah, dari Tsabit bin `Ubaidillah bin Hashn: "Kalau dua orang sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. bertemu, belumlah mereka berpisah melainkan salah seorang di antara mereka membaca Surat al-`Ashr ini terlebih dahulu, barulah mereka mengucapkan salam tanda berpisah." Syaikh Muhammad Abduh dalam menafsirkan Hadis pertemuan dan perpisahan dua sahabat ini berkata: "Ada orang yang menyangka bahwa ini hanya semata-mata tabarruk (mengambil berkat) saja. Sangka itu salah. Maksud membaca ketika akan berpisah ialah memperingatkan isi ayat-ayat, khusus berkenaan dengan pesan-memesan Kebenaran dan pesan-memesan atas Kesabaran itu, sehingga meninggalkan kesan yang baik." Imam asy-Syafi'i berkata: "Kalau manusia seanteronya sudi merenungkan Surat ini, sudah cukuplah itu baginya."