(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-HADID: 22 – 23)
Kamis, 26 November 2015
Oleh-Oleh ke Rumah Sakit
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-HADID: 22 – 23)
Minggu, 22 November 2015
ini curhatku tentang dunia da'i indonesia
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK BUMI TAHUN 2100, 11.2 Miliar MANUSIA
TRIBUN-BALI.COM — Berdasarkan data perkiraan yang dikeluarkan PBB, jumlah penduduk dunia terus bertambah. Jumlah populasi manusia kini tercatat sebanyak 7,3 miliar jiwa.
Pada 2050, jumlah tersebut akan meningkat hingga 9,3 miliar jiwa dan pada tahun 2100 akan ada 11,2 miliar jiwa.
Estimasi peningkatan jumlah populasi tersebut akan banyak terjadi di Afrika, lalu diikuti dengan populasi di Asia.
Estimasi tersebut didapat dari data yang menunjukkan bahwa bukan angka kelahiran yang menyebabkan kian meningkatnya populasi manusia di seluruh dunia, melainkan karena masa hidup yang jauh lebih panjang.
Secara keseluruhan, penduduk dunia masa kini diperkirakan akan hidup hingga usia 70 tahun. Nantinya, mereka yang lahir pada tahun 2050 diduga akan hidup lebih lama dari itu, yakni hingga berusia 77 tahun.
Kenyataannya, tingkat kelahiran justru menurun di banyak tempat, kecuali di Eropa. PBB menduga tingkat kelahiran global akan menurun pada akhir abad ini dari rata-rata 2,5 anak per wanita menjadi dua anak per orang.
Tak hanya itu, menurunnya tingkat kelahiran juga diduga terjadi pada sejumlah negara berkembang hingga tahun 2100, dengan tingkat kelahiran rata-rata adalah 4,3 anak per orang menjadi 2,1 anak per orang.
Meski demikian, dugaan reduksi fertilisasi tersebut tak serta-merta terjadi dengan mudah. Perlu perencanaan keluarga yang baik dan penanganan kesehatan reproduksi yang teratur untuk mencapainya. Jika itu terjadi, saat tingkat fertilisasi menurun setengah saja dari perkiraan semula, populasi manusia pada tahun 2100 akan berada di angka 16,6 miliar jiwa.
Meningkatnya masa hidup dan menurunnya angka fertilisasi menunjukkan bahwa secara kolektif, manusia semakin tua. Dewasa ini, ada sebanyak 12 persen dari total penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih. Nantinya, pada tahun 2050, jumlah populasi penduduk dunia yang berusia di bawah 15 tahun akan setara dengan jumlah populasi yang berusia di atas 60 tahun.
Terlepas dari perihal apakah angka populasi dunia akan meningkat atau menurun dari prediksi yang sudah diketahui, satu hal yang pasti, kita semua harus belajar untuk saling berbagi.(Rachel Beker)