"Ungkapan pemikiran sederhana untuk pembenahan diri"

Jumat, 16 November 2012

Mari Belajar Ikhlas

Oleh :  AGUSMAN DAMANIK
(Penulis adalah Dosen UNIVA Medan)


Keikhlasan merupakan sifat yang sangat berat untuk dilakukan, bahkan banyak dari kita yang tidak mengedepankan keikhlasan dalam beramal. Padahal dalam kajian tauhid hal ini merupakan hal yang harus dimililki seorang muslim. Itulah sebabnya surat yang sering kita sebut dengan surat ‘qulhu ‘dinamakan dengan “ surat al ikhlash” Dan kalau kita perhatikan tidak ada satu kalimatpun yang menyebut kata al ikhlas.

Tetapi mengapa disebut dengan surat al ikhlas? Ini menunjukkan bahwa kita dituntut untuk ikhlas akan keesaan Allah, yang berhak disembah hanyalah Allah (ahad), tiada Tuhankan (lam yalid wa lam yulad), juga tuhan yang tidak ada sekutu baginya.(wa selain Allah. Kita juga dituntut untuk ikhlas menjadikan Allah tempat kita bergantung (asshamad), berbagai hal yang kita lakukan bergantung kepada kekuasaan Allah. Selain itu, kita dituntut untuk ikhlas mengikrarkan dan memproklamirkan bahwa Allah bukanlah tuhan yang beranak dan diperanaklam yakun lahu kufuwan ahad). Demikian dahsyatnya kata ikhlas itu. Dan Syarat diterimanya ibadah oleh Allah SWT adalah bila dilakukan dengan keikhlasan.

Ada sebagian orang yang dengan amal yang dilakukannnya seolah ia menjadi penghuni surga. Padahal sebenarnya ia mendaftarkan diri untuk masuk ke dalam neraka. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh muslim “ orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seorang yang dinilai mati syahid. Orang itu dihadirkan kemudian kepadanya dibeberkan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, lalu ia mengetahui hal itu.
Kemudian Allah SWT bertanya apa yang kamu lakukan terhadap nikmat-nikmat itu ? ia menjawab “ aku berperang membela agamamu, hingga aku mati syahid. Allah SWT berfirman “ kamu berdusta karena kamu berperang hanya untuk dikatakan seorang pemberani dan itu sudah dikatakan orang. Kemudian diputuskan perkaranya, ia diseret dengan tertelungkup dan ia dilemparkan ke neraka. Kemudian seorang yang telah mempelajari Alquran, mengajarkan dan membaca Alquran. Orang itu dihadirkan, kemudian kepadanya disampaikan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya dan ia mengetahui hal itu, kemudian Allah bertanya kepadanya, apa yang kamu lakukan terhadap nikmat-nikmat itu ?

Ia menjawab” aku mempelajari Alquran dan mengajarkan kepada manusia dan aku membaca Alquran demi engkau. Allah SWT berfrman, kamu berdusta, karena kamu mempelajari Alquran agar dikatakan orang sebagai orang yang alim, dan engkau membaca Alquran agar mausia mengatakan kamu seorang qori. Dan itu sudah dikatakan orang, Maka kemudian diputuskan, ia diseret dengan tertelungkup, hingga ia dilemparkan ke neraka. Kemudian seseorang yang Allah SWT berikan kekuasaan harta dan bermacam-macam kekayaan. Orang itu dihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya dan ia mengakui hal itu. Kemudian Allah SWT bertanya, apa yang kamu lakukan sebagai rasa syukur terhadap nikmat-nikmat itu ?

Ia menjawab” setiap aku mendapati jalan dan usaha kebaikan yang engkau senang, agar aku nafkahkan hartaku untuknya, aku segera menginfakkan hartaku demimu. Allah mengomentari jawabannya itu, kamu berdusta karena kamu melakukan itu semua agar dikatakan seorang yang dermawan dan itu telah dikatakan orang ! kemudian diputuskan, ia diseret dengan tertelungkup, hingga ia dilemparkan ke neraka.

Berdasarkan hadis tersebut, terlihat jelas bahwa banyak dari kita yang beranggapan bahwa dialah penghuni surga dengan bergudang-gudang amal kebaikan yang dilakukanya. Ternyata malah ia menjadi penghuni neraka. Hal tersebut disebabkan belum menyatu (tauhid) keberadaan Allah dalam kehidupannya. dan inilah hakikatnya keikhlasan, bahwa segala perbuatan didasari karena Allah SWT semata-mata. Denga kata lain, setiap gerak kehidupannya, bismillah, alhamdulillah, astaghfirullah, inna lillah, lahaula wala quwwata illa billah dan lain sebagainya. Hal itu yang belum terbangun dari kebanyakan kita. Sehingga seluruh amal kebaikan kita bukan didasari karena Allah. Tetapi sebaliknya , karena manusia (linnasi). Baik itu sifat riya (supaya dilihat orang) maupun sifat sum’ah (supaya didengar orang lain).

Dua penyakit itu menjangkiti mayoritas kita, kendatipun berdasarkan hadis tersebut direpresentasikan kepada tiga kelompok manusia yaitu; orang yang mati syahid, pembaca dan penghapal Alquran dan orang kaya yang dermawan.

1.Orang yang mati syahid. Berkaitan dengan orang mati syahid, terutama bila dikontekstualkan dengan persoalan terkini, yakni dengan ‘bom bunuh diri’ yang merugikan banyak orang. Dimana menurut mereka, bahwa tindakan mereka adalah benar. Sebab dengan melakukan hal itu mereka termasuk orang yang mati syahid dan disambut bidadari di surga. Padahal menurut mayoritas kita, bahwa tindakan mereka adalah kezaliman dan kebiadaban, dimana mengorbankan banyak orang. Selain itu, citra islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin selalu menjadi citra yang negatif dalam kehidupan umat beragama.

2.Pembaca dan penghapal Alquran. Para pembaca (qori) dan penghapal(hafiz) Alquran secara khusus yakni orang yang telah mendapat apresiasi dari masyarakat karena telah memperoleh qori terbaik, mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat internasional, kerap dihinggapi penyakit riya dan sum’ah.

3.Orang kaya yang dermawan. Selain dengan dua kelompok di atas, orang kaya dermawan juga kerap dijangkiti penyakit Riya dan sum’ah.

Dengan demikian, melalui momentum bulan Ramadhan ini, mari kita bangun jiwa keikhlasan sebagaimana tujuan ibadah puasa itu sendiri yakni membentuk manusia yang ikhlas, qanaah, tawadhu dan lain sebagainya yang dirangkum dengan kata “manusia yang bertaqwa”. Cara yang terbaik membangun keikhlasan adalah menyadari bahwa Allah selalu menyatu di dalam kehidupan kita dan tidak ada yang kita cari dalam kehidupan ini selain mencari keridhaannya.

(sumber : waspada.co.id)
Share:

Kamis, 15 November 2012

Dampak Buruk /Negatif Penggunaan Handphone (secara Lebay /berlebihan)





Telepon genggam sangat membantu dalam kehidupan berkomunikasi saat ini, sekarang bukan sebagai penanda ststus social namun sudah menjadi kebutuhan, selain bentuknya mungil dan ringan, HP bisa dibawa kemana saja, disimpan dimana saja seperti di saku, ikat pinggan atau tas bahkan digantung di depan dada.
Namun dibalik semua kepraktisan, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan oleh HP, seperti :
1.      Menggantungkan HP yang hidup di dada, bagi wanita berdampak negative terhadap fungsi hormone endoktrin, untuk wanita hamil bahay radiasi yang ditimbulkan diprediksikan dapat merusak janin
2.      HP diprediksikan dapat mengganggu ritme jantung, maka disarankan jika mengantongi HP disarankan tidak pada saku sebelah kiri
3.      Ahli berpendapat bahwa radiasi terbesar adalah beberapa detik pada saat panggilan diterima, disarankan saat memencet tombol penerimaan panggilan HP berjarak minimal 10 cm dari tubuh, saat masuk pembicaraan volume radiasi akan berkurang
4.      Dari beberapa penelitian penggunaan volume speaker pada HP yang kurang tepat dapat mengakibatkan penurunan kualitas pendengaran, disarankan pengguna HP untuk menggunakan headset saat menerima panggilan telepon di HP

Saat ini untuk mengurangi radiasi HP maka para ahli sdh merancang handphone “hijau” yang diperlengkapi kap pelindung yang terbuat dari timbal dan mangan. Namun belum tentu seratus persen dapat mengurangi dampak radiasi.
Share:

Sabtu, 03 November 2012

Kenapa ya Yahudi itu Pintar (sayangnya licik) ?

 

Kenapa Yahudi Pintar. ?

Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan
tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar?
Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PhD-nya.
Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?" Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu
mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.

Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung.
Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung mengkonsumsi pil minyak ikan..

"Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi, perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)."

Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.

Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan, ini akan menyebabkan kita merasa mengantuk, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok di luar rumah.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dahsyat ditemukan oleh saintis yang
mendalami bidang gen dan DNA.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih main piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar
matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia, dalam tingkat IQ-nya bisa dikatakan 6 tahun kebelakang!

"Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan ialah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman saya ini memanah dan menembak dapat melatih otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah persiapan membela negara."

"Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apalagi kalau
yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi."

"Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius belajar ekonomi.
Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktekkannya. Dan Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. "

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina? Terjawab sudah mengapa agresi Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban tewas akibat Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismail Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Qur'an.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur'an ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam seusia muda itu mereka sudah menguasai al-Qur'an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur'an.
Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada yang main playstation atau game. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal al-Qur'an itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi.
Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura.

Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "goblok"? Kata goblok diambil bukan dari penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti yang menyokong teori ini. "Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
"Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya! Dengan penduduk berjumlah jutaan orang, ada berapa banyakkah universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Di tangga
berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda pikirlah sendiri?"

Sumber : Sabili Edisi No. 16 Th XVI 26 Februari
2009/1 Rabiul Awal 1430H


isi Kajian (hapus ini jika ingin Posting artikel, tapi jangan Hapus Tulisan "Kirimkan ke teman anda sebagai file .Pdf)
Kirimkan Ke Teman anda Sebagai File .Pdf :
Send articles as PDF to
Share:

Arsip Situs

Online now

Show Post

Blog Archive